perpustakaan online

Selasa, 29 Mei 2012



Ikan tuna saat ini adalah sebagai salah satu sumber baku bagi perekonomian Indonesia memegang peran penting yang cukup penting, mengingat poteni sumber daya ikan tuna di perairan Indonesia tersedia cukup besar dan belum di manfaatkan secara optimal. Komoditas ikan tuna beserta produk-produk turunya mempunyai daya keunggulan komperatif di pasar local maupun internasional, kemampuan usaha bisnis, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat perikanan. Pada bulan November Badan Sertifikasi Ekspor Ikan Tuna mengklaim volume ikan tuna di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan hingga empat persen perbulan tetapi itu masih dalam proses merangkak dan belum ada kenaikan secara signifikan, karena sebelumnya produksi ikan tuna selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal itu dipengaruhi faktor cuaca yang kemungkinan pada produksi ikan tuna saat ini bertambah dengan melihat banyaknya ikan berimigrasi ke Selat Makassar.
Produksi ikan tuna pada bulan sebelumnya seperti pada bulan Agustus cenderung menurun lantaran faktor cuaca dan kondisi laut tidak stabil. Berdasar pada data Badan Sertifikasi Ekspor Ikan Tuna selama 3 bulan terakhir, hingga Juli volume ekspor ikan tuna mencapai 98,850 kilogram, kemudian pada Agustus 119,464 kilogram serta pada September mengalami penurunan hingga 93,202 kilogram. Rata-rata ikan tuna itu ditangkap di perairan Teluk Bone , Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, dan diekspor sebagaian ke Uni Eropa.
Ikan tuna dari Bali ke sejumlah negara asing, terutama Jepang, terus menurun. Ini terjadi karena  banyak kapal penangkap ikan tuna yang tidak melaut lantaran cuaca buruk.  Sejak sebulan terakhir, ratusan kapal penangkap ikan tuna di Bali tidak berani melaut. Masalah itu mempengaruhi nilai ekspor ikan tuna dari Bali ke sejumlah negara Eropa, Asia dan Amerika. Cuaca membuat hasil tangkapan nelayan menurun. Pemilik kapal mengaku, dalam situasi alam yang tidak bersahabat seperti saat ini mereka hanya mampu membawa satu ton ikan tuna. Jumlah itu turun 60 persen dari hasil yang selama ini bisa diperoleh, antara lima hingga 10 ton ikan tuna.
Penurunan ekspor pada bulan September di Sulsel hampir semua pengusaha melakukan ekspor melalui pelabuhan di Bali karena terkena masalah sertifikasi. Apabila semua eksportir melakukan sertifikasi di Makassar, maka volume ikan tuna di Sulsel akan lebih besar, sebab rata-rata ikan tuna yang disertifikasi hampir semua dari Sulsel. Namun pada kondisi cuaca yang utama, bila dilihat pada Desember bertepatan dengan pengalihan musim hujan ke kemarau, dipastikan akan menurun. Selain itu peningkatan ekspor ikan tuna beralasan karena armada yang melakukan penangkapan ikan jenis ini tetap dan penangkapan dilakukan secara berkelajutan. Sistem operasional bagus dengan jaminan kemanan sehingga ikan ini menjadi permintaan primadona negara konsumen seperti Jepang dan Eropa. Bahkan kapal untuk menangkap ikan berkapasitas besar diperuntukkan menangkap ikan di perairan dalam.
Ikan tuna sirip biru yang paling menjadi komoditas utama. Ikan tuna sirip biru memang telah menjadi incaran sejak jaman dulu karena orang-orang tertarik dengan ukurannya yang sangat besar, dan kekuatan serta kecepatannya yang membuat mereka menjadi tantangan untuk ditangkap.
Dengan semakin meroketnya harga ikan tuna sirip biru di seluruh dunia, orang-orang pun akhirnya rela melakukan segala cara untuk menangkap ikan tuna tersebut, baik legal maupun ilegal. Ikan-ikan tuna raksasa sangat sulit untuk ditangkap. Para nelayan umumnya akan berhadapan dengan kondisi cuaca yang beresiko tinggi di perairan berbahaya Selat Tsugaru antara Honshu dan pulau utara Jepang Hokkaido, yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Laut Jepang. Setiap tahun pada awal Januari, acara lelang akbar di pasar Tsukiji, Tokyo, selalu berhasil mencetak harga yang sangat tinggi. Transaksi ikan yang paling mahal di dunia selalu terjadi disini. Minggu lalu ikan tuna seberat 342 kilogram telah mencatat rekor dunia yang baru ketika terjual dengan harga Rp. 3,5 Miliar. Ikan seperti ini bisanya dijual ke restoran sushi kelas atas di mana satu piring kecil dihargai lebih dari Rp. 1 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar