Nama : Furqon
NIM : 105080400111032
Universitas Brawijaya
NIM : 105080400111032
Universitas Brawijaya
HIDROLISIS PROTEIN
Protein
(akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein merupakan
salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan
penyusun utama makhluk
hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Struktur
tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet
dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan
koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur primer
protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
(1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer
(2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman
(3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa
(4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
(1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer
(2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman
(3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa
(4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur
protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat
satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan
peptida
(amida). Sementara itu,
struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk
struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
·
alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
·
beta-sheet (β-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau
ikatan tiol (S-H);
·
beta-turn, (β-turn,
"lekukan-beta"); dan
·
gamma-turn, (γ-turn,
"lekukan-gamma").
Gabungan
dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi
yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.
Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer
yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur
kuartener. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur
primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein
dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino
ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens
dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan
tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur
sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism
(CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi
struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I
dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa
diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur
protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri
dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain.
Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di
dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan
menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi
biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang
membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur
kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Hidrolisis
adalah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut reaksi suatu zat dengan
air. Hidrolisis atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Hydrolysis” berasal
dari kata “hydro” artinya air dan “lysis” artinya peruraian. jadi hidrolisis
bisa diartikan sebagai peruraian oleh air. Sifat asam, netral, atau basa
larutan garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis baik kation atau anion garam
tersebut.
Hidrolisis
adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O sebagai pemecah suatu
persenyawaan termasuk inversi gula, saponifikasi lemak dan ester, pemecahan
protein dan reaksi Grignard. H2O sebagai zat pereaksi dalam
pengertian luas termasuk larutan asam dan basa (dalam senyawa organik,
hidrólisis, netralisasi).
Hidrolisis
protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik
dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil.
Bila hidrolisis dilakukan dengan sempurna maka akan diperoleh hidrolisat yang
terdiri dari campuran 18 sampai 20 macam asam amino. Produk akhir dapat
berbentuk cair, pasta atau bubuk/tepung yang bersifat higroskopis. Fungsi
hidrolisis protein dapat sebagai penyedap atau sebagai "intermediates
untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk
pengobatan yaitu sebagai obat diet untuk penderita pencernaan. Hidrolisis
protein dengan menggunakan basa mempunyai kelebihan tidak menghancurkan
triptofan dari protein dan pembentukan "humin" lebih sedikit.
Kekurangannya. hidorlisis basa menghasilkan produk yang tidak mengandung semua
asam amino dan mempunyai cita rasa yang kurang dibanding dengan hasil
hidrolisis asam.
Asam
amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida
pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang
P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino
yang yang biasa dijumpai pada protein.
Dari
struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu
gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.
Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat
spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini
akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh
adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter,
yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau
dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat.
Semua
asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus
karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda
satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran,
muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi
yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya.
Melalui
reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi
berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino
non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin,
Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu
asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin,
Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam
amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino
yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai
delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin,
Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa
disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar
seperti makanan dan zat nutrisi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar