Nama : Furqon
NIM : 105080400111032
Universitas Brawijaya
NIM : 105080400111032
Universitas Brawijaya
FISH PROTEIN CONSENTRATE
Protein merupakan
senyawa yang terdapat dalam sel hidup. Setengah dari berat kering dan 20%
dariberat total tubuh manusia dewasa adalah protein. Protein meruoakan zat gizi
yang sangat penting bagi tubuh, karena selain sebagai sumber energi, protein
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh dan zat pengatur di dalam tubuh.
Kandungan
protein ikan sangat tinggi dibandingkan dengan protein hewan lainnya, dengan
asam amino esesnsial sempurna, karena hampir semua asam amino esensial terdapat
pada daging ikan. Berdasarkan lokasi terdapatnya dalam daging, yaitu protein
sarkoplasma, miofibrillar dan protein pengikat (stroma), protein pembentuk atau
pembentuk enzim, koenzim dan hormon..Secara umum daging ikan terdiri dari 15 –
24 % protein, 1 -3 % glikogen (karbohidrat), 0,1 -22 % lemak, 66 – 84 % air dan
bahan organic lain sebesar 0,8 – 2 %. Dari data ini terlihat bahwa ikan
mengandung protein dalam jumlah tinggi. Demikian pula bila ditinjau dari nilai gizi
proteinnya, protein daging ikan mempunyai nilai cerna dan nilai bioogis yang
tinggi (relative lebih tinggi dibandingkan dengan daging hewan ternak).
Berdasarkan
asalnya, protein dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein
hewani adalah protein yang diperoleh dari hewan. Protein nabati adalah protein
yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap
daripada protein nabati . Asam amino adalah senyawa penyusun protein .
Protein
yang kita makan dicerna menjadi asam amino . Di dalam tubuh, asam amino
tersebut diubah kembali menjadi protein sesuai dengan kebutuhan tubuh. Protein
berfungsi untuk pertumbuhan, mengganti sel yang rusak atau mati, dan mengatur
proses di dalam tubuh. Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan
mudah terkena infeksi. Di dalam sel tubuh, protein juga dapat diubah menjadi
energi. Setiap satu gram protein menghasilkan 4 kilokalori.
Saat
ini, di Indonesia belum banyak dikembangkan pengolahan daging ikan menjadi
konsentrat protein ikan. Metode pengawetan yang banyak dilakukan masih
dilakukan secara tradisional oleh masyarakat di Indonesia dengan melakukan
penggaraman dan pengasapan yang diikuti pengeringan (ikan asin,ikan pindang,
ikan peda dan ikan asap). Ditinjau dari segi gizi, ikan yang diberi perlakuan
penggaraman kurang menguntungkan, karena jumlah yang dikonsumsi relative sangat
sedikit akibat rasa asin yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, pengolahan ikan
dengan menggunakan metode lain yang lebih menguntungkan dan memiliki nilai gizi
tinggi sangat diperlukan dengan menggunakan pengolahan konsentrat protein ikan.
Konsentrat
protein ikan adalah suatu produk untuk dikonsumsi manusia yang dibuat dari ikan
utuh atau hewan air lain atau bagian daripadanya, dengan cara menghilangkan
sebagian besar lemak dan kadar airnya, sehinga diperoleh kandungan protein yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan baku asalnya. Pengolahan konsentrat
protein ikan yang dikembangkan masih secara konvensional yang kurang disukai
masyarakat karena dua hal. Pertama, pengolahan yang dilakukan berbentuk mirip
tepung ikan yang umumnya digunakan untuk ternak, dan kedua sulit ditambahkan
dalam pengolahan pangan yang lain, sehingga banyak orang yang tidak mau
mengkonsumsinya.
Salah
satu bentuk usaha dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan-ikan di Indonesia
adalah dengan mengembangkan surimi dan produk lanjutannya (gel-based products).
Surimi adalah suatu daging ikan lumat beku yang telah mengalami proses
pencucian (leaching), penambahan garam dan bahan anti denaturasi
(gula/sorbitol) dan pembekuan sehingga dihasilkan produk yang mempunyai
elastisitas (kekuatan gel) yang dapat memenuhi kriteria sebagai bahan baku
produk fish gel (baso, sosis, burger, otak-otak, siomay, nugget) dengan daya
tahan simpan yang tinggi.
Produk surimi
sebenarnya sangat tepat untuk pemanfaatan produksi perikanan di Indonesia,
mengingat :
a) Jenis ikan di daerah tropis terdiri dari banyak jenis, namun untuk setiap jenis mempunyai populasi sedikit
b) Hampir semua jenis dan ukuran ikan dapat dibuat sebagai bahan baku surimi
c) Surimi dapat disimpan jangka panjang sebagai bahan baku produk berbasis fish-gel
d) Surimi mempunyai volume lebih kecil dari ikan utuh
e) Surimi dan produk lanjutannya dapat memberikan nilai tambah untuk nelayan serta perbaikan gizi masyarakat
f) Dapat memperluas bentuk-bentuk diversifikasi olahan hasil perikanan sehingga akan meningkatkan daya terima konsumen
g) Memiliki jangkauan pemasaran yang luas karena mudah diterima konsumen segala lapisan dan bersifat global
h) Memiliki daya tahan simpan yang panjang pada kondisi beku
a) Jenis ikan di daerah tropis terdiri dari banyak jenis, namun untuk setiap jenis mempunyai populasi sedikit
b) Hampir semua jenis dan ukuran ikan dapat dibuat sebagai bahan baku surimi
c) Surimi dapat disimpan jangka panjang sebagai bahan baku produk berbasis fish-gel
d) Surimi mempunyai volume lebih kecil dari ikan utuh
e) Surimi dan produk lanjutannya dapat memberikan nilai tambah untuk nelayan serta perbaikan gizi masyarakat
f) Dapat memperluas bentuk-bentuk diversifikasi olahan hasil perikanan sehingga akan meningkatkan daya terima konsumen
g) Memiliki jangkauan pemasaran yang luas karena mudah diterima konsumen segala lapisan dan bersifat global
h) Memiliki daya tahan simpan yang panjang pada kondisi beku
Sampai
tahun 2003 di Indonesia baru terdapat 5 industri surimi dengan kapasitas 3-5
ton/hari dengan produksinya 90% diekspor. Permintaan surimi sangat pesat
meningkat di Eropa dengan konsumsi sekitar 20,000 ton/tahun, dan industri
produk olahan berbasis surimi sangat berkembang dan sangat mudah diterima
konsumen di seluruh dunia, misalnya sticks, flakes, bits, lobster moulded
tails, shrimp moulded tails, meatballs, kamaboko, sausage, burger, dan sebagainya.
Di Thailand, Malaysia dan Singapura, industri surimi berkembang pesat dengan
memanfaatkan ikan non ekonomis. Thailand merupakan produsen surimi terbesar di
Asia Tenggara dengan produksi 65,000 ton/tahun, dimana 90% produksinya diekspor
ke Jepang, Eropa, Amerika, Malaysia, dan Singapura. Produksi surimi di
Singapura sendiri sudah mencapai 20,000 – 30,000 ton/tahun, dan turut memasok
kebutuhan masyarakat Amerika. Di Amerika sendiri, produksi surimi adalah
sekitar 170,000-200,000 ton/tahun, dan turut memasok kebutuhan surimi di pasar
lokal Jepang (80,000 ton), Korea Utara (7,500 ton), dan Taiwan (2,500 ton)
(BPS, 2005).
Dalam
usaha untuk meningkatkan daya terima masyarakat terhadap konsentrat protein
ikan, telah dikembangkan konsentrat protein ikan jenis baru yang disebut marine
beef atau meat textured fish protein concentrate. Keistimewaan marine beef
adalahselain nilai gizinya tinggi juga sifat fungsional proteinnya tidak
hilang, sehingga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk olahan
daging.
Marine
beef yang telah dihedridasi mempunyai daya emulsi, koagulasi dan pembentukan
gel yang sangat baik. Marine beef dapat digunakan sebagai bahan pengganti
daging sapi dalam pembuatan hamburger,sosis, meat loaf,meat ball, dan meat
sauce. Keamanan dalam mengkonsumsi marine beef juga terjamin. Bahan kimia yang
digunakan dalam pembuatannya hanya natrium klorida dan natrium bikarbonat, dan
jumlah yang digunakan sangat sedikit.
Sebagai alternatif daging untuk pembuatan sosis dan
burger, konsentrat protein ikan cucut bertekstur daging memiliki daya tahan
simpan yang jauh lebih lama dan dapat disimpan pada suhu ruang sampai 12 bulan
masa penyimpanan. Disamping itu, kandungan protein yang lebih tinggi
dibandingkan ikan dan daging segar, sampai dapat mencapai lebih dari 90%. Mutu
gizi pun sangat baik, dengan nilai biologis, daya cerna dan net protein
utilization lebih dari 90% pula (nilai ini menunjukkan bahwa protein dan gizi
dapat digunakan dengan baik oleh tubuh untuk berbagai proses metabolisme).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar