Nama : Furqon
Nim : 105080400111032
Kelas : G
PENGARUH PEMBERIAN AROMATASE INHIBITOR
DAN
17α-METILTESTOSTERON MELALUI PAKAN DALAM PRODUKSI UDANG GALAH (Macrobrachium
rosenbergii de Man) JANTAN
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii
de Man) adalah memiliki ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar
lainnya dengan ukuran mulai dari 100 gram sampai 200 gram per ekor mempunyai
nilai ekonomis penting karena, sangat digemari konsumen baik di dalam maupun di
luar negeri terutama di Jepang dan beberapa negara Eropa.
Udang galah jantan memiliki laju
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan udang galah betinanya,Oleh karena
itu, agar produksi lebih besar dan lebih cepat perlu diusahakan bagaimana
menghasilkan populasi monoseks jantan pada udang galah (Macrobrachium
rosenbergii de Man) dengan metode sex reversal yang merupakan teknik
pengarahan kelamin telah dilakukan dengan menggunakan hormon seks steroid yang
diberikan pada saat diferensiasi kelamin atau saat masa perkembangan awal
ikan.Dan ternyata setelah dibuktikan pada beberapa spesies ikan dimana umumnya
pemberian androgen eksogen menyebabkan efek penjantanan sedangkan estrogen
eksogen menyebabkan efek feminisasi (Yamazaki, 1983).
Hormon androgen yang banyak digunakan
untuk maskulinisasi adalah 17α-metiltestosteron. Namun, penggunaan
17α-metiltestosteron sudah mulai dikurangi. Hal ini dikarenakan diduga sifat
17α-metiltestosteron yang dapat menimbulkan pencemaran, karena sulit
terdegradasi, dan karena 17α-metiltestosteron dapat menyebabkan kanker pada
manusia,Oleh karena itu, perlu dicari bahan lain yang dapat digunakan untuk
menghasilkan populasi semua jantan (maskulinisasi).
Akhir – akhir ini berkembang metode dalam
maskulinisasi adalah dengan menggunakan aromatase inhibitor. Aromatase inhibitor
merupakan bahan kimia yang dapat digunakan untuk memanipulasi diferensiasi
kelamin melalui penghambatan aktifitas enzim aromatase.Pemberian aromatase inhibitor
ini telah terbukti dapat meningkatkan persentase jantan pada larva udang
galah.aromatase inhibitor dan 17α- metiltestosteron diberikan secara
oral melalui makanan sebab cara ini merupakan paling mudah dan efektif serta
tidak memerlukan keahlian khusus.
Perlakuan pemberian dosis aromatase inhibitor
dan 17α-metiltestosteron pada udang galah menghasilkan persentase kelamin
jantan yang berbeda nyata dengan persentase kelamin jantan pada kontrol
(P<0.05). Hasil ini menerangkan bahwa pemberian aromatase inhibitor dan
17α-metiltestosteron ini memberikan pengaruh terhadap pengarahan pembentukan
jenis kelamin jantan udang galah meskipun belum mencapai 100% atau perlakuan
ini dapat mempengaruhi terbentuknya kelamin jantan pada udang galah.
Aromatase inhibitor dan
17α-metiltestosteron memberikan pengaruh terhadap pengarahan pembentukan jenis
kelamin udang galah diduga karena untuk pengaruh 17α-metiltestosteron diduga
dapat berperan sebagai hormon androgenik dengan cara menambahkan level
testosteron dalam tubuh pada crustacea umumnya sehingga dapat
mengarahkan terbentuknya kelamin jantan.
Proses aromatisasi yang menyebabkan
17α-metiltestosteron dan aromatase inhibitor memberikan pengaruh
terhadap pengarahan pembentukan jenis kelamin jantan pada udang galah,
sebagaimana berhasilnya 17α-metiltestosteron dan aromatase inhibitor mempengaruhi
pengarahan pembentukan jenis kelamin pada beberapa jenis ikan seperti ikan nila
merah, cupang, gupi, dan ikan nilem.Pengaruh suatu bahan pada organisme dalam
teknik pengarahan kelamin dapat dilihat melalui beberapa parameter.
Parameter-parameter tersebut diantaranya adalah rasio jenis kelamin, tingkat
kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan harian. Sedangkan tingkat keberhasilan
suatu bahan mempengaruhi pengarahan pembentukan jenis kelamin dipengaruhi oleh
umur organisme, lama waktu pemberian, waktu pemberian dan dosis pemberian serta
faktor lingkungan.Selain itu, periode dan lamanya perlakuan juga mempengaruhi
keefektifan kerja 17α- metiltestosteron dan aromatase inhibitor dan
dalam merangsang pembentukan kelamin jantan, sebab menurut Yamazaki (1983).
Piferrer dan Donaldson dalam Piferrer et
al., (1994) menyatakan bahwa pemberian hormon yang dilakukan setelah
periode labil pada masa diferensiasi kelamin memerlukan dosis yang lebih tinggi
untuk meniadakan proses diferensiasi normal, dan kemungkinan tidak efektif sama
sekali. Lalu, Yamamoto (1969) menyatakan bahwa pengubahan kelamin akan sempurna
jika steroid mulai diberikan pada saat dimulainya diferensiasi kelamin dan
berlanjut sampai diferensiasi kelamin atau dapat dikatakan bahwa pada
penelitian ini awal pemberian aromatase inhibitor dan 17α-
metiltestosteron sesuai karena dalam umur 30 hari setelah menetas (HSM) adalah
masanya diferensiasi kelamin dan pembentukan organ kelamin sedang terjadi belum
definitif.
Perbedaan utama udang galah air tawar (Macrobrachium
rosenbergii de Man) terdapat pada pertumbuhan jantan dan betina yang tampak
jelas dan telah menjadi karakteristik (Brodie
et al., 1980; Cohen et al., 1981 dalam Sagi et al., 1986).
Dengan perbedaan pertumbuhan antara jantan dengan betina ini sangat
mempengaruhi hasil yang sesuai dengan ukuran pasar. Maka dengan menghasilkan
udang galah dalam waktu yang cukup singkat sesuai dengan permintaan pasar
dengan parameter jumlah jantan yang dihasilkan, tingkat kelangsungan hidup yang
tinggi dan laju pertumbuhan harian yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan
keefisienan produksi sehingga dapat mendapatkan keuntungan usaha. Dan untuk
alternatif maskulinisasi yang efektif dan aman bagi manusia, lingkungan dapat
menggunakan aromatase inhibitor dengan dosis 2000 mg/kg pakan untuk
mengasilkan jantan yang cukup tinggi. Dengan demikian aromatase inhibitor dapat
mengurangi atau menggantikan penggunaan 17α- metiltestosteron dalam sex
reversal pada udang dan ikan pada umumnya.
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
menyediakan Methyl Testosteron 100 mg untuk kebutuhan penelitian, laboratorium, mandiri, dan perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111
atau kunjungi juga kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech