Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan
senyawa toksik yang dapat mematikan organisma air. Keberadaan nitrat diperairan
sangat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari industri, bahan
peledak, pirotehnik dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrat biasanya rendah
namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi sekali dalam air tanah didaerah yang
diberi pupuk nitrat/nitrogen (Alaerts, 1987)
Nitrogen di perairan terdapat dalam bentuk
gas N2, NO2-, NO3-, NH3 dan NH4+ serta
sejumlah N yang berikatan dalam organik kompleks (Haryadi, 2003). Sumber
nitrogen terbesar berasal dari udara, sekitar 80% dalam bentuk nitrogen bebas
yang masuk melalui sistem fiksasi biologis dalam kondisi aerobik. Menurut
Chester (1990), keberadaan nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen anorganik
dan organik. Nitrogen anorganik terdiri atas ion nitrit (NO2-),ion nitrat
(NO3 -), ammonia
(NH3), ion
ammonium (NH4
+)
dan molekul N2
yang
larut dalam air, sedangkan nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea
akan mengendap dalam air. Effendi (2003) menyatakan bahwa bentuk-bentuk
nitrogen tersebut mengalami transformasi (ada yang melibatkan mikrobiologi dan
ada yang tidak) sebagai bagian dari siklus nitrogen. Transformasi nitrogen secara
mikrobiologi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.
Asimilasi nitrogen anorganik (nitrat dan ammonium) oleh tumbuhan dan
mikroorganisme (bakteri autorof) untuk membentuk nitrogen organik misalnya asam
amino
dan protein.
2.
Fiksasi gas nitrogen menjadi ammonia dan nitrogen organik oleh mikroorganisme.
Fiksasi gas nitrogen secara langsung dapat dilakukan oleh beberapa jenis alga Cyanophyta
(alga biru) dan bakteri. N2 +
3 H2 ⇔ 2 NH3 (ammonia);
atau NH4+
(ion
ammonium). Ion ammonium yang tidak berbahaya adalah bentuk nitrogen hasil
hidrolisis ammonia yang berlangsung dalam kesetimbangan seperti reaksi berikut:
H2O + NH3 ⇔ NH4OH⇔ NH4+ + OH-
Kondisi pada pH tinggi (suasana basa) akan menyebabkan ion ammonium menjadi ammonium
hidroksida yang tidak berdisosiasi dan bersifat racun (Goldman and Horne,
1989).
3.
Nitrifikasi yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat dapat dilakukan
oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan berkurang
secara nyata pada pH < 7:
NH4+ + 3/2 O2 2 H+ + NO2- + H2O
Nitrosomonas
NO2- + 1⁄2 O2 Hasil
oksidasi ini sangat reaktif dan mudah sekali larut, sehingga dapat langsung digunakan
dalam proses biologis (Hendersen-Seller, 1987).
4.
Amonifikasi nitrogen organik untuk menghasilkan ammonia selama proses
dekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan jamur
yang membutuhkan oksigen untuk mengubah senyawaan organik menjadi
karbondioksida (Hendersend-Seller, 1987). Selain itu, autolisasi atau pecahnya
sel dan eksresi ammonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai pemasok
ammonia.
5.
Denitrifikasi yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2-),
dinitrogen oksida (N2O)
dan molekul nitrogen (N2).
Proses reduksi nitrat berjalan optimal pada kondisi anoksik (tak ada oksigen).
Dinitrogen oksida (N2O)
adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen
sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen (N2) adalah produk utama dari proses
denitrifikasi pada kondisi anaerob. Proses denitrifikasi akan berkurang atau
lambat pada kondisi pH dan suhu rendah, tetapi akan berjalan optimum pada suhu
rata-rata danau pada umumnya. Kondisi anaerob di sedimen membuat proses
denitrifikasi lebih besar, yaitu dengan laju rata - rata 1 mg/ l/ hari (Jorgensen,
1980).
Kadar nitrogen yang tinggi dalam perairan
dapat merangsang pertumbuhan algae secara tak terkendali (blooming).
Konsentrasi nitrogen organik di perairan berkisar 0,1 sampai 5 mg/l, sedangkan
di perairan tercemar berat kadar nitrogen bisa mencapai 100 mg/l (Dojlido dan
Best, 1992). Konsentrasi nitrit yang tinggi dapat menyebabkan perairan menjadi
tercemar.
Keberadaan
fosfor di perairan adalah sangat penting terutama berfungsi dalam pembentukan
protein dan metabolisme bagi organisme. Fosfor juga berperan dalam transfer
energi di dalam sel misalnya adenosine triphosfate (ATP) dan adenosine
diphosphate (ADP). Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari asam
ortofosfat adalah bentuk yang paling sederhana di perairan (Boyd, 1982). Reaksi
ionisasi ortofosfat ditunjukkan dalam persamaan berikut:
H+ + H2PO4- H+ + HPO42-
H+ + PO43-
Fosfor
dalam perairan tawar ataupun air limbah pada umumnya dalam bentuk fosfat,yaitu
ortofosfat, fosfat terkondensasi seperti pirofosfat (P2O74-),
metafosfat (P3O93-) dan
polifosfat (P4O136- dan P3O105-) serta
fosfat yang terikatsecara organik (adenosin monofosfat). Senyawaan ini berada
sebagai larutan,partikel atau detritus atau berada di dalam tubuh organisme
akuatik (Fergusson, 1956)
Menurut Perkins (1974), kandungan fosfat yang
terdapat di perairan umumnya tidak lebih dari 0,1 mg/l, kecuali pada perairan
yang menerima limbah dari rumah tangga dan industri tertentu, serta dari daerah
pertanian yang mendapat pemupukan fosfat. Oleh karena itu, perairan yang mengandung
kadar fosfat yang
H3PO4 ⇔ H2PO4- ⇔ HPO4- ⇔
cukup
tinggi melebihi kebutuhan normal organisme akuatik akan menyebabkan terjadinya
eutrofikasi.
Siklus Fosfor
Di
alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Lihat Gambar
Gbr. Siklus
Fosfor di Alam
Daur fosfor yaitu daur atau siklus
yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau sumber fosfor-proses yang terjadi
terhadap fosfor- hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai
paling sederhana daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. fosfor
di alam didapatkan dari: batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam
tanah. kemudian inputnya adalah hasil pelapukan batuan. dan outputnya: fiksasi
mineral dan pelindikan.
fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk
sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur
fosfat dikatakan daur lokal.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua
bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa
fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan
yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap
di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan
fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik
terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh
akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam
bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein.
Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter
aerogenes, Xanthomonas, dll. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
Daur fosfor terlihat akibat aliran
air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor
akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke
daratan.
Perbedaan
utama diantara siklus nitrogen dan fosfor dalam tanah adalah bahwa bentuk
tersedia nitrogen (ammonium dan nitrat) adalah ion-ion relatif stabil yang
tetap tersedia untuk digunakan tanaman..H2PO4- sebaliknya bereaksi cepat dengan
ion-ion lainnya dalam larutan tanah supaya menjadi tidak begitu mudah larut
atau tidak tersedia bagi tanaman..Umumnya terjadi reaksi dengan kalium, besi
dan alumunium..
Fosfat
juga diadsorbsi kuat pada permukaan liat oleh penempatan kembali OH dari liat
(pertukaran ligand) suatu keseimbangan dimantapkan di antara konsentrasi H2PO4-
dalam larutan tanah dan bentuk mineral yang tetap..Konsentrasi fosfor dalam
larutan merupakan suatu fungsi kelarutan bentuk fosfor yang tetap..Pada
umumnya, terjadi penurunan kelarutan dan ketersediaan dalam ordo kalsium
fosfat, fosfat yang diadsorbsi liat, besi, serta alumunium fosfat..
Dibanding
dengan daur O,N,C,dan S,daur P jauh lebih sederhana..P hanya terlarutkan dalam
larutan masam atau dalam keadaan tereduksi, sehingga fase larutannya terbatas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar