ANALISIS MANAJEMEN “WAKTU” PADA USAHA PENANGKAPAN
IKAN TUNA/CAKALANG DENGAN SISTEM RUMPON
DI KAWASAN TIMUR PERAIRAN INDONESIA
(Studi Kasus Perencanaan Operasi Penangkapan)
Secara fungsional dalam usaha penangkapan ikan laut
secara umum melibatkan tiga faktor utama yaitu, Pertama: kapal dan alat
tangkap yang berperan sebagai sarana dan alat dan teknologi untuk menangkap
ikan, Kedua: sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja yang melalui
berbagai keahlian adalah merupakan sumberdaya tenaga kerja utama dalam melakukan
usaha penangkapan dan Ketiga: adalah perbekalan yang terdiri dari bahan
bakar, lauk-pauk dan perbekalan lainnya yang merupakan sarana pokok untuk untuk
mendukung kegiatan usaha penangkapan ikan. Salah satu kunci keberhasilan dalam
usaha penangkapan ikan tuna/cakalang dengan menggunakan alat tangkap Pole
& Line : Pertama, pada saat tersebut belum ada kapal lain
yang mendahului tiba di wilayah penangkapan (rumpon). Kedua, tepat waktu
bahwa secara biologis ikan pada saat posisi mencari mangsa/lapar yang menurut
informasi para nelayan adalah antara jam 6.00 sampai dengan 9.00 pagi serta
antara jam 15.00 sampai denga jam 18.00 sore, Ketiga, memperhitungkan
kebutuhan bahan bakar mengingat jarak antara fishing base dengan fishing
ground (rumpon) sangat jauh.
Setiap kegiatan penangkapan ikan
membutuhkan perhitungan tertentu terutama kebutuhan waktu, jumlah tenaga ABK yang terlibat didalamnya, sehingga diperoleh hasil
yang optimal dengan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Perencanaan
penggunaan waktu dan tenaga ABK menjadi variabel penting didalam perencanaan
operasi penangkapan ikan dengan pole and line.
Dalam kegiatan penangkapan ikan Tuna/Cakalang
dengan menggunakan alat tangkap Pole
& Line dibutuhkan alat bantu seperti bagan dan rumpon. Bagan diperlukan
untuk mendapatkan umpan hidup yang digunakan untuk memancing ikan
Tuna/Cakalang. Oleh karena itu nelayan bagan dan nelayan Pole & Line tidak dapat dipisahkan. Sedangkan rumpon berfungsi
untuk mengumpulkan ikan. Sehingga dapat mempermudah suatu kegiatan penangkapan
(memperpendek trip, tidak memerlukan banyak biaya, waktu serta tenaga).
Secara umum ada tiga kegiatan utama dalam proses
penangkapan ikan dengan menggunakan alat Pool & line, yaitu : Pertama,
tahap persiapan yang ditandai dengan beberapa kegiatan pokok antara lain
pengisian bahan bakar, pengadaan ransum lauk pauk untuk kebutuhan nelayan ABK,
pengisian es sebagai bahan pengawet mutu ikan dan persiapan sarana alat tangkap
termasuk didalamnya pengisian ikan umpan hidup serta kegiatan persiapan sarana
pendukung lainnya seperti mempersiapkan bahan makanan dan lauk-pauk untuk kebutuhan
konsumsi ABK selama di perjalanan. Kedua, tahap proses penangkapan,
dalam tahap ini aktivitas yang ada antara lain menyiapkan sarana pemancingan
termasuk ikan umpan sampai dengan proses pemancingan yang terdiri dari
penebaran ikan umpan, memancing, membersihkan dan memasukkan ikan hasil
tangkapan kedalam palka kapal sampai dengan membersihkan dan merapihkan geladak
kapal dan peralatan penangkapan lainnya (ember, jaring, pancing, dll). Ketiga,
tahap pembongkaran ikan hasil tangkapan dan proses pemasaran. Dalam tahapan ini
aktivitas yang ada didalamnya antara lain membongkar dan mengangkut ikan hasil
tangkapan dari dalam palka kapal ke atas mobil pengangkut serta membersihkan
geladak dan palka kapal.
Faktor yang mempengaruhi penangkapan ikan
Tuna/Cakalang dengan menggunakan alat tangkap Pole & Line adalah kecepatan laju kapal, jarak antara fishing
base dengan fishing ground dan kondisi lainnya seperti cuaca,
keadaan ombak dan arus laut yang tentu saja akan berpengaruh terhadap laju
kecepatan kapal.
Setiap kegiatan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan
suatu aktivitas sesuai dengan kebutuhan lamanya kegiatan tersebut
dibutuhkan. Kegiatan yang satu senantiasa sangat tergantung oleh
terselesaikannya kegiatan atau pekerjaaan lain yang mendahuluinya sebelum
pekerjaan berikutnya dimulai. Suatu kegiatan yang akan dimulai dapat ditentukan
oleh lebih dari satu kegiatan yang mendahuluinya atau setelah suatu kegiatan
telah selesai, dapat dilanjutkan oleh beberapa kegiatan secara bersamaan
berikutnya (Burst event). Terdapatnya
"jalur kritis" sebagai akibat dari adanya aktivitas atau
kegiatan yang tidak memiliki kelonggaran waktu samasekali, yang mana “jalur
kritis” tersebut merupakan aktivitas penentu kelancaran pekerjaan dalam
usaha menangkap ikan dilaut. Terdapatnya kelonggaran waktu (“Float”) pada
beberapa aktivitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar