Tugas Makalah
Mata Kuliah
Kewirausahaan Perikanan
Profil
“Mizumi Koi Farm Sukabumi”
Disusun Oleh :
Furqon / 105080401111007
Sosial Ekonomi
Perikanan
Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Malang
2012
Mizumi Koi Farm Sukabumi
Pemilik : H. Asep Syamsul
Mizuni Koi Farm Sukabumi merupakan salah satu perusahaan perikanan
yang bergerak dibidang pembibitan ikan koi. Perusahaan Mizuni Koi Farm Sukabumi
bergerak berkelompok, disatukan oleh satu tujuan untuk berbisnis pembibitan
koi. Terletak di Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat.
Dalam menjalankan binsnis ini, Bapak yang bernama lengkap Asep
Syamsul Munawar atau yang akrab dipanggil Kang Asep tidak menduga-duga
bisnisnya dapat berjalan dengan lancar dan dapat menjadi besar. Dalam
menjalankan perusahaannya dia tidak berdiri sendiri tetapi beserta 12 temannya
yang memiliki gagasan yang sama dalam pembudidayaan ikan Koi.
Mizuni diambil dari gabungan dua kata dalam yang terdiri dari “mizu”
yang berarti air dalam bahasa jepang, dan “mi” yang berarti pengggalan Sukabumi
tempat perusahaan ini berada. Ada sebuah kisah yang diambil pada pertengahan
2005, dimana Kang Asep ini merangkul 52 teman pengusaha ikan hias dan pembudidaya
ikan hias untun memulai usaha. Lebih dari lima tahun bergulir, terdapat kendala
dalam paguyuban yang dibentuk yaitu bubar. Hal ini karenakan ridak ada kesatuan
visi dan perbedaan kepentingan di antar anggotanya. Dari sisi pengusaha
berkeinginan untuk mengejar keuntungan, tetapi para pembudidaya berkeinginan
untuk ikan dapat dikembangbiakkan terlebih dahulu.
Ikan koi yang berasal dari Jepang dengan nenek moyang ikan dari Cina
(Auratus sp.) adalah ikan hias air
tawar yang abadi. Harga dan bursa koi sangat stabil bahkan cenderung menguat,
dibandingkan jika disandingkan dengan arwana. Tetapi usaha yang dijalani Bapak
Asep ini sempat mengalami kegagalan sampai menyebabkan patah semangat.
Angin segar sempat didapatkannya ketika beliau mendengar tentang
kewajiban BUMN Nusantara agar turut mengembangkan perekonomian dan pelibatan
sosial masyarakat atau yang lebih dikenal Corporate
Social Responsibility (CSR). Dan salah satu perusahaan yang terlibat adalah
PT. BioFarma yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat.
Bapak Asep terus menggali informasi tentang program ini dan besar
harapan beliau untuk mendapatkan dana pinjaman dari program ini. Setelah
mengajukan proposal kegiatan bisnis dan melalui beberapa tahap seleksi,
perusahaan ini akhirnya menggulirkan dana sebesar Rp.150.000.000,-. Dari pihak
perusahaan berpandangan program bisnis yang diajukan bapak Ase[ sejalan dengan
visi perusahan yaitu salah satunya adalah konsep keamanan hayati.
Terdapat kekurangan dalam usaha pembudidayaan ikan koi yang sudah ada.
Yaitu tidak banyak orang mengetahui bagaimana memelihara ikan koi baik dan
benar. Tidak hanya dilihat dari aspek air yang harus selalu mengalir dan
mengandung oksigen belaka, tetapi aspek kemungkinan infeksi bakteri dan virus
patogenik juga harus diantisipasi apabila ketidakbersihan lingkungan budidaya
tidak terjaga.
Dalam menjalankan unit bisnis ini beliau dan dua belas pembiak koi
bergerak saling membantu. Dalam perencanaan pembuatan kolam sebagai media hidup
ikan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kolam berukuran 2x3 meter yang berfungsi
untuk pemijahan. Kolam 5x8 meter yang digunakan untuk penetasan telur. Dan yang
terakhir kolam yang memiliki luas 800 meter persegi yang ia tujukan untuk
pembesaran bibit ikan.
Selain jenis kolam yang harus diperhatikan, kedalaman kolam dan
teknik perancangan filter-filter harus benar-benar diperhatikan. Walaupun bisa dibilang rumit tetapi
perlu ketelatenan khusus dalam memperuleh hasil yang bagus. Kolam harus
memiliki filter volume sepertiga dari volume kolam yang dipakai yang berkedalam
tidak boleh kurang dari 150 sentimeter. Dalam pengambilan ikan tidak boleh
langsung diambil dengan tangan tetapi harus menggunakan serokan dari jaring
lembut yang ukurannya sesuai dengan ukuran koi yang akan diambil dari kolam.
Perusahaan Mizuni Koi Farm Sukabumi dan kelompok taninya fokus
mengembang bikakan tiga tipe koi, yaitu kohaku,
sanke dan showa.Tiga tipe koi
menjadi klasik dan tipe wajib atau dasar dalam memelihara ikan koi. Selain
mendapatkan dana pendamping Mizuni juga mendapatkan bantuan-bantuan teknis
dalam pengembangan pembudidayaannya. Dari taget 2000 koi dalam sebulan yang
harus mereka jual, namun baru 200 koi yang berhasil mereka jual dalam sebulan.
Kemajuan teknologi yang diterapkan dan ketelatenan yang terdapat
dalam Bapak Asep, membuat perusahaan ini semakin maju. Selain itu modal yang
sangat besar dan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan adalah air bersih yang
berlimpah yang terdapat di Sukabumi serta tempat yang tidak jauh dari pasar.
Hal ini semua berbuah manis dan menghasilkan penghargaan yang sangat besar dari
PT. BioFarma berupa sebagai perwakilan kelompok tani produk Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam Pameran Gelar Karya
Pemberdayaan Masyarakat Expo dan Award 2011 di JHCC, Jakarta. Tiga kolam buatan
semi permanen berisikan koi-koi aneka jenis dan ukuran bisa menuturkan buah
keberhasilan dalam kemitraan petani.
Sumber lainnya menyebutkan Mizuni Koi Farm Sukabumi yang merupakan
binaan PT. BioFarma (Persero), mengembangkan sistem yang modern dalam pembudiyaan
ikan koi melalui kolam biosecure atau kolam aman secara biologi. Pelaksanaan
program pembinaan ini dilakukan di Kampung Cisitu, desa sukamulya, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Sukabumi.
Program ini juga membantu Sukabumi dalam meningkatkan produktivitasnya
karena digolongkan oleh pemerintah sebagai daerah tertinggal kedua di Jawa
Barat. Daerah Sukabumi yang terletak di bawah Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango dengan kekayaan sumber air juga menjadi nilai tambah untuk perusahaan
tersebut dalam mensuplai air untuk budidaya ikan koi.
Selain menerapkan biosecure, ikan koi untuk dikembangkan didatangkan
langsung dari Jepang. Sebanyak 18 induk ikan Koi berkualitas tinggi yang
terdiri dari empat jenis, yaitu Sanshoku (warna hitam dengan pola merah dan putih),
Kohaku (warna putih dengan pola merah), Shanke (warna putih dengan pola merah,
hitam dan kuning), serta Shiro (warna putih dengan pola hitam), didatangkan
dari negara itu.
Potensi yang masih besar dalam pengembangan bisnis pembudidayaan
perairan tawar, terutama ikan hias di Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari
lingkungan alam nya yang masih asri juga mendukung untuk bisnis ini. Mizuni Koi
Farm Sukabumi sudah mulai besiap-siap untuk menjajaki pasar ekspor. Dengan
menawarkan kesehatan dan daya hidup lebih baik dibandingkan dngan masa-masa
lalu.
Walaupun Sukabumi dulunya disebut sebagai sentra ikan koi nasional,
tetapi sempat mengalami kehilangan masa jaya pada akhir tahun 1996. Hal ini
dikarenakan ikan koi yang dihasilkan di Sukabumi cepat mati akibat serangan
virus herpes (Koi Herpes Virus: KHV). Kebangkitan mulai muncul kembali ketika
para pembudi daya ikan koi di Desa Sukamulya menerapkan sistem pembudidayaan
melalui sistem biosecure yang diterapkan Mizuni Koi Farm Sukabumi.
Teknis dari biosecure dilakukan dalam sistem tertutup. Sistem
tertutup hanya ada satu komoditas yang dibudidayakan atau lebih sering dikenal
dengan monokultur. Pemberian perlakuan yang sangat ketat, mulai dari pasokan
penyaluran air hingga teknis perawatan ikan juga dijalankan Mizuni Koi Farm
Sukabumi. Hal ini menghasilkan ikan koi relatif aman dari serangan virus
herpes, juga terhindar dari
kematian mendadak, lebih cepat dalam berkembang biakannya, ukuran lebih besar
dan warna yang lebih bagus.
Perusahaan pengekspor sangat tertarik dengan hasil dari Mizuni Koi
Farm Sukabumi. Bahkan pada Agustus-September 2011, Mizuni Koi Farm Sukabumi
sudah harus memenuhi volume pesanan tidak kurang dari dua ribu ekor ikan
berukuran panjang sepuluh sentimeter. Kang Asep menuturkan, dari indukan awal yang hanya delapan
belas ekor berhasil mendongkrak popolasi hingga di atas dua ribu ekor. Dari
kelebihan-kelebihan ikan yang di hasilkan Mizuni Koi Farm Sukabumi membuat
harga jualnya juga meningkat.
Beliau juga berbagi kiat-kiat solusi kunci yang beliau peroleh dalam
pembudidayaan ikan koi agar jauh lebih baik adalah kualitas biosecure sejak
awal pembudidayaan. Selain itu, pola perkawinan antar jenis harus dikawal
dengan baik sehingga menghasilkan keturunan-keturunan yang memiliki daya hidup
dan tampilan fisik sangat menarik.
Daftar Pustaka
Direktorat Pengembangan Produk
Nonkonsumsi, 2011. http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/company/c/10/Mizumi-Koi-Farm-Sukabumi/.
Diakses pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.00 WIB.
Marboen, Ade.
http://www.antaranews.com/berita/275724/koi-dalam-asuhan-resep-bio-farma. Diakses
pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.05 WIB.
UKM
Indonesia Bersamaukmindonesiasukses Diakses
pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.10 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar