JENIS PENELITIAN
1. Menurut tujuan:
- dasar (murni): menemukan pengetahuan baru yg sebelumnya blm
prnh diketahui;
-Terapan : memecahkan mslh2 kehidupan praktis.
2 Menurut Metode
• Survey : penelitian pd populasi, diambil sampel sehingga
ditemukan hubungan-hubungan antar variabel, umumnya diambil generalisasi &
tdk mendalam.
• Ex Post Pacto :
Meneliti peristiwa yg tlh terjadi, merunut ke blk utk menget faktor2
penyebab terjadinya kejadian tsb
• Eksperimen : Berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu thdp variabel lain yg terkontrol secara ketat (mis; pengaruh metoda
kerja baru thdp produktivitas kerja)
• Naturalistik: Sering disebut metode kualitatif utk
meneliti obyek alamiah (lawan eksperimen), analisis induktif, hasil penelitian
menekankan makna bkn generalisasi.
Jenis-jenis metode penelitian
• Metode deskriptif:
penelitian yang menggunakan metode kuantitatif untuk menggambarkan
fenomena seperti apa adanya fenomena tersebut. Bukan bermaksud untuk
memanipulasi atau mengontrol. Contoh:
–
Naturalistic
observation
–
Survey
research
Metode eksperimental:
bertujuan memanipulasi dan mengontrol variabel untuk
melihat/menetapkan hubungan sebab-akibat.
–
Quasi-experimental
designs
–
True experimental
designs
–
Single-subject
designs
KLASIFIKASI PENELITIAN SOSIAL
1. Berdasarkan Sifat dan Tujuan Penelitian
Soerjono Soekanto melihat dari segi “sifat penelitian”, beliau
membedakan penelitian sosial menjadi tiga tipe, yaitu penelitian eskploratori,
penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatori. 14 J. Vredenbregt melihat dari segi “tujuan penelitian”, beliau
juga membedakan penelitian sosial menjadi tiga tipe, yaitu penelitian
eksploratori, penelitian deskriptif, penelitian eksplanatori.15 Robert K. Yin melihat dari segi strategi studi kasus, ada
tiga tipe studi kasus penelitian sosial yaitu exploratory case study,
descriptive case study, and explanatory case study.16 Dengan
demikian, ada tiga tipe penelitian sosial, yaitu:
a penelitian eksploratori (exploratory study);
b. penelitian deskriptif (descriptive study);
c. penelitian eksplanatori (explanatory study).
1.1 Penelitian Eksploratori
Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk
memper- oleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui.
Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan (eksploration).
Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum memperoleh data awal
sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang akan diteliti.
Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu.
Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh
data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang diperlukan.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan adalah observasi di
lokasi penelitian dan wawancara dengan responden. Mereka yang dapat dijadikan
responden adalah tokoh masyarakat setempat, pejabat pemerintah daerah setempat,
anggota kelompok masyarakat tertentu, semuanya yang dianggap relevan dengan
tujuan penelitian eksploratori. Penelitian eksploratori adalah semacam studi
kelayakan (feasibility study)
Misalnya, peneliti ingin memperoleh data awal tentang kemungkinan
mendirikan cabang perusahaan asuransi jiwa di kota Metro. Peneliti menyusun
daftar pertanyaan (bukan rumusan masalah) guna mengetahui potensi pemasaran
asuransi jiwa sebagai berikut:
a. Berapa jumlah penduduk di kota Metro?
b. Apa mata pencarian mereka?
c. Berapa jumlah pendapatan per kapita?
d. Apa ada perusahaan asuransi jiwa di kota Metro?
e. Bagaimana pengetahuan penduduk tentang asuransi jiwa?
f. Apakah pernah dilakukan penelitian tentang asuransi jiwa di
kota Metro?
g. Apakah pernah dilakukan pemasaran asuransi jiwa melalui
penyuluhan kepada penduduk kota Metro?
h. Dan seterusnya sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, dan hasil
analisis dapat disimpulkan apakah cukup potensial atau tidak membuka cabang
asuransi jiwa di kota Metro. Hasil penelitian eksploratori tersebut dijadikan
masukan bagi manajemen kantor pusat perusahaan asuransi jiwa untuk mengambil
keputusan apakah patut membuka kantor cabang asuransi jiwa di kota Metro.
1.2 Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bersifat pemaparan dan bertujuan untuk
memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keberadaan komunitas tertentu
yang berdiam di tempat tertentu, atau mengenai gejala sosial tertentu, atau
peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Pada penelitian tipe
ini, peneliti biasanya sudah memperoleh data awal atau mempunyai pengetahuan
awal tentang masalah yang akan diteliti. Pada penelitian deskriptif, seorang
peneliti sudah biasa menggunakan teori atau hipotesis. Contoh penelitian
deskriptif yang akan diperoleh paparannya adalah mengenai: “Kesadaran hukum
masyarakat pengguna jalan raya terhadap ketertiban lalu lintas di Kota Bandar
Lampung”. Masalah yang dapat dikemukakan adalah: Faktor-faktor apakah yang
menyebab- kan tingginya angka kecelakaan lalu lintas angkutan kota di Bandar
lampung?
Dugaan yang dapat diperkirakan sebagai penyebab tingginya angka
kecelakaan lalu lintas angkutan kota adalah faktor pengemudi angkot, pejalan
kaki, pedagang kaki lima, petugas parkir, yang tingkat kesadaran hukumnya
rendah, dan faktor sarana lalu lintas yang tidak sempurna di kota Bandar
Lampung. Apa benar demikian? Fokus penelitian adalah pada kesadaran hukum
pengemudi angkot, pejalan kaki, pedagang K5, petugas parkir, dan sarana lalu
lintas (luas jalan, pembatas jalan, trayek angkot, rambu-rambu lalu lintas,
fasilitas parkir, sebra cross, jembatan penyeberangan). Lokasi penelitian di
kota Bandar Lampung. Faktor-faktor yang akan diungkapkan adalah faktor objektif
(sarana lalu lintas), dan faktor subjektif (manusia pengguna jalan raya).
Faktor objektif yang dapat diungkapkan meliputi:
a. Jalan dilengkapi/tidak dilengkapi dengan rambu-rambu lalu
lintas.
b. Berfungsi/tidak berfungsinya rambu-rambu lalu lintas.
c. Jalan memakai pembatas/tidak memakai pembatas.
d. Jalan dijadikan/tidak dijadikan tempat parker.
e. Jalan ditempati/tidak ditempati oleh pedagang kaki lima.
f. Jalan dilengkapi/tidak dilengkapi tempat penyeberangan khusus;
g. Trayek angkot ditentukan/tidak ditentukan, padat/tidak padat.
Faktor subjektif yang dapat diungkapkan meliputi:
a. Tingkat pendidikan
b. Pengetahuan tentang peraturan lalu lintas (UU No.14 Tahun
1992).
c. Pengetahuan persyaratan teknis kendaraan bermotor.
d. Lama pengalaman jadi supir angkot.
e. Cara memperoleh SIM.
f. Angkot milik
sendiri atau pengusaha.
g. Sistem penegakan hukum lalu lintas.
Gambaran atau paparan yang diperoleh berdasarkan faktor-faktor
yang diungkapkan tadi akan menentukan tinggi/rendah tingkat kesadaran hukum
pengguna jalan raya dan keefektifan sarana lalu lintas di kota Bandar Lampung,
sehingga pelaksanaan lalu lintas menjadi semrawut/tidak semrawut. Menurut teori
sosiologi hukum lalu lintas, makin tinggi kesadaran hukum pengguna jalan raya,
makin sempurna sarana lalu lintas, makin kecil kemungkinan terjadi kecelakaan
lalu lintas. Sebaliknya, makin rendah kesadaran hukum pengguna jalan raya,
makin tidak sempurna sarana lalu lintas, makin besar kemungkinan terjadi
kecelakaan lalu lintas. Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: “Makin rendah
kesadaran hukum pengguna jalan raya dan makin tidak sempurna sarana lalu
lintas, makin tinggi angka kecelakaan lalu lintas”.
1.3 Penelitian Eksplanatori
Penelitian eksplanatori bersifat
penjelasan dan bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna
memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah
ada. Contoh penelitian eksplanatori bidang hukum keluarga adalah mengenai:
“Pengaruh kesejahteraan rumah tangga terhadap kenakalan remaja”. Hipotesis yang
akan diuji misalnya adalah “Makin sejahtera kehidupan rumah tangga, makin
rendah tingkat kenakalan remaja”. Ternyata hasil penelitian hukum keluarga
menunjukkan pengaruh negatrif yang signifikan, berarti hipotesis itu tidak
benar, harus ditolak. Kehidupan rumah tangga masyarakat umumnya sudah
sejahtera, namun tingkat kenakalan remaja masih tinggi, ini berarti ada
variabel lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja, tetapi luput dari
penelitian, misalnya faktor siaran televisi atau bacaan tidak mendidik (porno,
kekerasan, kekejaman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar