BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pemasaran merupakan salah satu dari
kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan
laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada
keahlian pengusaha dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun dibidang lain.
Selain itu tergantung pula kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan
fungsi-fungsi tersebut agar perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam hal ini
yang dimaksud dengan pemasaran adalah :Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun kepada pembeli yang potensial. (Thikuslalu, 2011).
Produk perikanan dan kelautan termasuk
perishable Food atau produk mudahrusak, maka akan sangat memerlukan startegi
pemasaran yang berbeda dengan produk barang maupun jasa pada umumnya.
Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran produk perikanan
dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap produk perikanan dan kelautan
antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan banyak duri, ikan
mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya
bisa atau paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk
perikanan masih demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang
dapat merubah image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan
kelautan dapat diatasi.Produk-produk perikanann yang banyak diproduksi di
Indoensia masih dari ikan ekonomis seperti ikan kaleng, tuna, tuna steak, tuna
loin dan sebagainya. Sedangkan ikan non ekonomis sebagian besar dimanfaatkan
olahan tradisional.
Diversifikasi(penganekaragaman) produk
perikanan merupakan upaya yang
tidak tepat bila saja untuk mendukung peningkatan pemanfaatan dan
konsumsi hasil perikanan. Salah satu bentuk usaha pengembangan produk bernilai
tambah adalah produk olahan yang biasa dikonsumsi masyarakat yaitu dengan cara diolah (Scribd,
2012).
1.2 Perumusan
Masalah
1.
Gambaran
umum usaha ini adalah usaha yang
memasarkan produk ikan bandeng, produk ini cara pemasarannya dengan cara
lewat pintu ke pintu, atau pasar. Sementara usaha ini belum menetap karena
usaha ini hanya memproduksi sedikit produk dan hanya bersifat sementara.
2.
Karakteristik
konsumen pemasaran produk ini lebih cenderung masyarakat menengah sampai
menengah atas, dikarenakan harga produk ini tidak seperti produk di pasar
tradisional .
3.
Menurut
kelompok kami strategi usaha yang tepat di dalam prosespemasaran disesuaikan
dengan produk yang akan dijual, lokasi pemasaran,harga produk yang akan dijual
dan promosi pemasaran yang bagus, hanyaitu strategi yang bagus untuk pemasaran.
1.3 Kegunaan
Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum
Pemasaran hasil perikanan ini antara lain:
1.
Untuk
meningkatkan pemanfaatan dan konsumsi hasil perikanan
2.
Memberikan
pengalaman pada mahasiswa untuk belajar berwirausaha dibidang perikanan
3.
Mengenalkan
dan mempromosikan produk-produk perikanan kepada masyarakat luas.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pasar
Pasar adalah sebagai tempat bertemunya
pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.
Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual
dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun definsi pasar adalah
sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan
pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme tersebut jangan
hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian
berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai
bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang
diperjualdiperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang
disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait,
berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin. Pasar
dimana para pembeli dan para penjual melakukan interaksi dapat dibedakan
menjadi pasar komoditas dan pasar faktor. Pasar komoditas adalah interaksi
anatara para pembeli dan penjual
dari suatu komoditas dalam menentukan jumlah dan harga barang atau jasa yang
diperjualbelikan. Sedangkan pasar faktor adalah interaksi antara para pengusaha
(pembeli faktor-faktor produksi) dengan para pemilik faktor produksi untuk
menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan
digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diminta masyarakat. Pasar sendiri memiliki tiga fungsi,
yaitu: fungsi distribusi, fungsi pembentukan harga, dan fungsi promosi.
Sedangkan menurut fisiknya, janis pasar dibedakan ke dalam pasar konkret dan
pasar abstark. Pasar konkret merupakan tempat pertemuan antara pembeli dan
penjual untuk melakukan transaksi secara langsung. Barang yang dijual belikan
juga tersedia di pasar tersebut. Sedangkan pasar abstrak merupakan pasar tidak
nyata dimana transaksi antar penjual dan pembeli hanya dilakukan melalui
telepon, internet, dll (Carapedia, 2000).
Pasar merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Namun, pengertian
secara luas, pasar adalah suatu kegiatan yang merupakan hubungan antara
permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Transaksi antara penjual dan
pembeli dapat dilakukan dengan cara bertemu langsung maupun tidak langsung
(Karya ilmiah, 2012).
2.2 Permintaan
Dan Penawaran
Permintaan
Adalah sejumlah barang atau jasa yang
diinginkan dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga pada waktu
tertentu. Fungsi permintaan dalam ilmu ekonomi adalah sebuah fungsi yang
menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta oleh
masyarakat."Fungsi Permintaan" berasal dari dua kata, yaitu fungsi
dan permintaan."Fungsi" adalah ketergantungan suatu variabel dengan
variabel lainnya. Fungsi secara umum ditulis y = F(x). Secara grafik,
digambarkan dengan y = sumbu vertikal, x = sumbu horizontal dan F menyatakan
ketergantungan y terhadap x. Sedangkan "permintaan" adalah banyaknya
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam ilmu ekonomi, fungsi
permintaan ditulis sebagai p = F(q). Dimana p, garis vertikal, adalah Price
(harga barang), dan q, garis horizontal, adalah Quantity of Goods (Banyaknya
barang), dan F menyatakan ketergantungan antara harga dengan jumlah barang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
-
Harga
barang itu sendiri.
-
Harga
barang lain yang berkaitan.
-
Tingkat
pendapatan.
-
Selera
konsumen.
-
Ekspektasi/perkiraan
(Fitrianiborut, 2012).
Menurut
Cahya, (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan (Demand)
1. Perilaku
konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone
blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang
mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan
dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar
tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun
permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan
konsumen
Orang yang punya
gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan,
tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian
barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan
harga di masa depan
Barang yang harganya
diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya
masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas
kebutuhan konsumen
Ketika flu burung
dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada
bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu,
kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Penawaran
Adalah keseluruhan jumlah barang yang
bersedia ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu
tertentu.Jika harga naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah.Begitu juga
ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin
sedikit.Seperti halnya pembeli, apakah penjual juga hanya memperhitungkan
faktor harga saja dalam menyusun daftar penawaran?Tentu saja tidak.Pada kenyataannya
banyak faktor yang memengaruhi penawaran penjual.Namun ketika merumuskan
penawaran, cukup dengan menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. (Fitrianiborut, 2012).
Menurut Cahya,
(2012) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran (Suply)
1. Biaya
produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya
pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk
lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing
dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi
canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan
harga.
2. Tujuan
Perusahaan
Perusahaan yang
bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual
produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi.
Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan
menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga
harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan
dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk
pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang
beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan,
akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi
/ perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual
akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih
banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
2.3 Saluran
Pemasaran
Banyak produsen yang membuat suatu
produk tidak menjual secara langsung produknya kepada konsumen akhir (end
user), pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan
memilih tidak mendistribusikanya sendirian kekonsumen akhir terutama untuk
wilayah pemasaran yang belum tercover oleh perusahaan. Diantara produsen dan
konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara mereka.
Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran pemsaran adalah
organisasI- organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang
membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen. Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke
konsumen setelah diproduksi .Perantara pemasaran produk ini bermacam macam dan
biasanya bertigkat. Untuk tingkat pertama biasanya di tempati perwakilan
wilayah yang biasanya perusahaan sendirimenanganinya. Kemuadian ada agen
tunggal yang mencangkup daerah pemasaran lebihkecil. Perlu diingat agen juga
merupakan perwakilan perusahaan juga karena bisa bertindak atas nama perusahaan
Selanjutnya biasanya disusul oleh pedagang biasa yang menjual tidak hanya satu
produk perusahaan. Di tingkat ini bisanya sudah sampai ke konsumen akhir tetapi
ada juga yang disalurkan ke tingkat yang lebih kecil lagi seperti warung-warung
yang kemudian bisa dipakai langsung oleh konsumen akhir. (Scribd, 2011).
Saluran pemasaran adalah sekelompok
pedagang dan agen yang mengkombinasikan antarapemindahan fisik dan nama dari
suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagipasar tertentu. Saluran pemasaran
dapat berbentuk sederhana dandapat pula rumit sekali. Hal tersebut tergantung
pada macam komoditi lembagapemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang
monopoli memiliki saluran pemasaran yang relatif sederhana dibanding sistem pasar
yang lain. Barang yang lebih cepat
ke tangan konsumen biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana.
Unsur-unsur yang terkandung dalam saluran pemasaran adalah : 1. Saluran pemasaran
merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagailembaga yang mengadakan
kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. 2. Anggota-anggota kelompok terdiri
dari berbagai pedagang dan beberapa agen,maka ada sebafian yang ikut memperoleh
nama dan sebagian lain tidak. Tidakperlu bagi saluran pemasaran untuk menggunakan
sebuah agen, tetapi padaprinsipnya setiap saluran pemasaran harus memiliki
seorang pedagang. 3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai
pasar-pasar tertentu. Jadipasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan
distribusi. 4. Saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan penting untuk
mencapai tujuan,yaitu mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikannya (Shvoong,
2011).
2.4 Bauran/Strategi
Pemasaran
Salah satu satu dari
strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan
cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal
dengan istilah bauran pemasaran.Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai
suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi
menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian)
produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar
tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan
untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan
merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai
cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran
dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah „Marketing mix‟. Marketing mix
dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang berupa kegiatan
atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari
strategi pemasaran itu sendiri (Endi, 2011).
Akuntabilitas pemasaran juga
berarti bahwa para pemasar dapat lebih tepat mengestimasikan efek dari
investasi pemasaran yang berbeda. Model bauran pemasaran menganalisis
data dari berbagai sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman
perusahaan, penetapan harga, media dan data pengeluaran promosi, untuk memahami
lebih tepat efek-efek dari kegiatan pemasaran khusus. Untuk memperdalam
pemahaman, analissi multivariasi dilakukan untuk memilah melalui bagaimana
setiap unsur pemasaran memengaruhi hasil pemasaran dari kepentingan-kepentingan
seperti penjualan merek atau pangsa pasar. Terutama popular dengan pemasar
barang kemasan, seperti Procter dan Gamble, Clorox dan Colgate, temuan-temuan
dari model bauran pemasaran untuk mengalokasi atau merelokasi pengeluaran.
Analisis mengeksplorasi bagian mana dari anggaran iklan diboroskan, level
pengeluaran apa yang optimal dan levelinvestasi minimum apa yang seharusnya
ada. Walaupun model bauran pemasaran membantu mengisolasi efek-efek, adalah
kurang efektif untuk menilai berapa bedanya unsur-unsur pemasaran bekerja dalam
kombinasi (Kotler, 2007).
2.5 Analisis
Margin Pemasaran
Margin pemasaran atau margin
tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin
tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail).
Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah
quantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara
biaya tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan
harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang
dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value added).
Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa
pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan
penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran
dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges. Biaya
pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara
marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah,
pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu
absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase
dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang
dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga
yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada
perilaku dari margin pemasaran (Agribisnis, 2011).
Analisis margin pemasaran digunakan
untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan
keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima
petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui
tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).
2.6 Efisiensi
pemasaran
Istilah efisiensi pemasaran
sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran.
Hal ini mencerminkan konsensus bahwa pelaksanan proses pemasaran harus
berlangsung secara efisien. Teknologi atau prosedur baru hanya boleh diterapkan
bila dapat meningkatkan efisiensi proses pemasaran (Downey dan Erickson, 1989).
Untuk mendapatkan pemasaran
yang lebih efisien menurut Mubyarto (1985) ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu : (a) mampu menyampaikan hasil- hasil dari petani produsen
kepada konsumen dengan biaya yang semurah- murahnya, dan (b) mampu mengadakan
pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir
kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan pemasaran
barang itu. Kriteria yang dapat dipakai untuk mengukur efisiensi pemasaran
adalah margin, harga di tingkat konsumen, tersedianya fasilitas fisik
pemasaran, dan pesaing pasar. Efisiensi pemasaran dapat diukur dari konsep
analisa struktur perilaku, dan penampilan pasar (Saefuddin, 1983).
Abbon (1990) mendefinisikan
efisiensi pemasaran sebagai perpindahan barang dari produsen ke konsumen dengan
biaya ymg rendah yang sesuai dengan besar jasa yang ingin dan sanggup dibayar
oleh konsumen. Efisiensi pemasaran ini diukur dengan harga, jasa yang
diberikan, dan pengukuran struktur, perilaku dan penampilan pasar. Thakur
(1974) secara empiris mengukur efisiensi (harga) pemasaran bahan makanan di
Gujarat dengan menggunakan korelasi harga antar pasar dan perilaku margin
pemasaran.
Menurut Calkins dan Wang
(1978) dalam Melania (2007), mengukur efisiensi pemasaran dari sudut
efisiensi teknis, yang mana efisiensi ini diukur dengan indeks
efisiensi teknis. Efisiensi ekonomis diukur dari indeks efisiensi
ekonomis, dengan cara:
· Indeks efisiensi teknis:
T = V /W / d
Dimana:
T : indeks efisiensi teknis
V : biaya pemasaran
W : volunle traneaksi
d : jarak
· Indeks efisiensi ekonomis:
E=P/V
Dimana :
E : indeks efisiensi ekonomi
Menurut Raju (1980) dan Open
(1982) dalam Asmarantika(l983), ada dua efisiensi pemasaran yaitu
efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi operasional dicerminkan
oleh biaya dan margin pemasaran sedang efisiensi ekonomi dicerminkan oleh
korelasi harga antar pasar yang satu dengan pasar yang lainnya. Bila telah
diketahui bahwa suatu system pemasaran tidak efisien ada beberapa usaha yang
dapat dilakukan guna meningkatkan efisiensi pemasaran tersebut yakni:
§ Menghilangkan persaingan
yang tidak bermanfaat
§ Mengurangi jumlah middle
man pada saluran vertical
§ Memakai metode cooperative
§ Memberi bantuan kepada
konsumen
§ Standardisasi an simplikasi
Menurut Danfar (2009), efisiensi pemasaran akan terjadi jika :
1. Biaya pemasaran bisa
ditekan sehingga ada keuntungan
2. Pemasaran dapat lebih
tinggi
3. Prosentase pembedaan harga
yang dibayarkan konsumen dan
produsen tidak terlalu tinggi.
4. Tersedianya fasilitas
fisik pemasaran.
Salah satu cara yang paling
umum dipakai untuk melihat efisiensi pemasaran adalah dengan margin pemasaran.
Menurut Tomek dan Robinson (1977) margin pemasaran adalah perbedaan harga
antara harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh
produsen. Atau merupakan pungutan harga oleh lembaga pemasaran.
Berdasarkan definisi yang
pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara permintaan primer dan
permintaan turunan dari suatu produk atau komoditi. Estimasi empiris fungsi
permintaan primer didasarkan atas harga dan kuantitas di pengecer. Permintaan
turunan didasarkan atas hubungan harga-kuantitas yang berada pada titik dimana
petani menjual produknya atau pada titik dimana pedagang besar atau pengecer
menjual produknya. Jadi PD (primary demand = permintaan primer) merupakan
permintaan konsumen, sedangkan DD (derived demand = permintaan turunan) bisa
merupakan permintaan terhadap petani produsen atau permintaan terhadap pedagang
pengecer. Demikian pula DS (derived supply = penawaran turunan) mempakan
penawaran terhadap konsumen, baik dilakukan oleh pedagang maupun pengecer.
Gambar Margin Pemasaran
Pada keadaan tertentu margin
pemasaran dapat konstan walaupun kuantitas yang dipasarkan berubah, tetapi pada
kondisi lain pemasaran dapat bervariasi (berubah). Jika fungsi penawaran
elastis sempurna (forizontal) maka margin pemasaran akan konstan walaupun permintaan
meningkat. Bila
fungsi penawaran positif dan margin pemasaran berubah mengecil
misalnya, maka permintaan turunan DD akan bergeser ke kanan sedangkan penawaran
turun juga dan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya jika margin pemasaran
membesar maka DD akan bergeser ke kiri/turun, sedangkan DS bergerak ke
kiri/naik.
Besar kecilnya pembahan
harga di tingkat petani maupun di tingkat eceran tergantung dari elastisitas
harga atas permintaan atau elastisitas harga atas penawaran. Bila elastisitas
permintaan lebih kecil dari elastisitas penawaran, menyebabkan perubahan harga
eceran lebih kecil dari pada perubahan harga di tingkat petani. Demikian pula
sebaliknva, bila kurva penawaran lebih elastis dari pada kurva permintaannya
perubahan harga di tingkat eceran lebih besar dari pada perubahan harga di
tingkat petani.
Dalam perhitungan margin
pemasaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:
· Waktu, sering pada suatu saat terjadi pembahan harga yang
mendadak di tingkat pengecer tetapi perubahan ini belum sampai kepada petani
produsen mungkin karena jauhnya. Sehingga margin yang dihitung tidak sesuai
dengan margin yang sebenarnya.
· Adanya kerusakan atau kehilangan atau penyusutan barang. Umum
terjadi dalam bidang pertanian. Keadaan ini akan dapat rnenurunkan kualitas,
sehingga kualitas barang tersebut berbeda dengan kualitas dari produsen. Karena
adanya penurunan kualitas tentu saja harga yang diperoleh akan lebih kecil dari
yang semestinya.
Pengukuran margin pemasaran
dapat dilakukan dengan cara antara lain:
· Cara persentase: M = k x
Pe
Dimana
k : persentase tertentu dari
harga eceran (Pe)
M : margin pemasaran
· Cara tetap: M = a
Sehingga a = Pe - Pp
Dimana
a : merupakan konstanta
Pp : harga di petani
Pe : harga di konsumen
· Linear dengan jumlah yang
dipasarkan:
M=a+bQ
Dimana
Q : jumlah yang dipasarkan
· Linear dengan harga eceran:
M= a + b P e
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya margin pemasaran,
yaitu: biaya tataniaga; keuntungan yang ingin diambil oleh lembaga tataniaga;
sifat barang komoditi yang diperdagangkan; tingkat pengolahan barang.
2.7 Analisa
Pelanggan
Menurut Maddy (2009), dalam
pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli
dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus.
Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun
pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan
bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.Dilihat dari segi
perbaikan kualitas, definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut
pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas pelayanan
tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi (performance)
pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan adalah
orang-orang atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi produk
yang tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau
pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan.Secara garis besarnya terdapat
tiga jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal, pelanggan perantara, dan
pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Pelanggan internal
Pelanggan internal (internal costumer), adalah orang-orang atau
pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap
maju mundurnya perusahaan.Berdasarkan keanggotaannya, pelanggan internal ada
dua macam, yaitu pelanggan internal organisasi dan pelanggan internal
pemerintah. Pelanggan internal organisasi Adalah setiap orang yang terkena
dampak produk dan merupakan anggoata dari organisasi yang menghasilkan produk
tersebut.Pelanggan internal pemerintah adalah setiap orang yang terkena dampak
produk dan bukan anggota organisasi penghasil produk, tetapi masih dalam
lingkungan atau instansi pemerintah.
b. Pelanggan perantara
Pelanggan perantara
(intermediate costumer) adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara
produk, bukan sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran
yang memasarkan Koran, atau toko-toko buku merupakan contoh pelanggan
perantara.Misalnya Penerbit Armico Bandung memerima pesanan buku dari toko buku
untuk dijual kepada siswa SMK maka dalam hal ini Penerbit Armikco bertindak
sebagai pemasok, toko buku sebagai pelanggan perantara, dan siswa SMK sebagai
pelanggan akhir atau pelanggan nyata (real costumer).
c. Pelanggan eksternal
Pelanggan eksternal
(external costumer), adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu
produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan
eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
Menurut Bandarmasih (2009),
faktor faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang
dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan
produsen/ pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya
besar, harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula
sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika mengkonsumsi produk
dari perusahaan maupun pesaing pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman teman, di mana mereka akan menceriterakan
mutu produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi
persepsi pelanggan terutama pada produk produk yang dirasakan berisiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi
persepsi pelanggan. Orang - orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya
tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan.
Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi
pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang
produk itu.
2.8 Segmentasi
pasar
Menurut Gregoriusandy (2009), Segmentasi pasar adalah sebuah
metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar. Segmentasi
pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak
boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal
yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing
:
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai
keunggulan
kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di
pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi
marketing kita
selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari
sudut
unik dan
cara yang berbeda.
Menurut Jurnalsdm (2009),
pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen
kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan
kemudian memperlakukan masing- masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Manfaat
dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya
perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel
tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat
dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi
untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting
lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan
kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat
yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara
dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa
berubah.
2.
Dapat
mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.
Dapat
menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.
Dapat
mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen
yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha
promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup
besar.
2.9 Riset Pasar
Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis dewasa ini, proses pengambilan keputusan, preferensi, perilaku
dan kepuasan konsumen kini menjadi fokus
perhatian setiap perusahaan yang ingin tetap
eksis dan unggul dalam persaingan
berskala global. Identifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen memerlukan
penelitian terhadap pasar, baik pasar saat ini maupun pasar potensial. Demikianlah Riset Pemasaran
berperan sebagai dasar penyusunan strategi dan taktik pemasaran, dimana harus didukung dengan data yang akurat, relevan, terpercaya, obyektif dan tepat
waktu, sehingga manajemen perusahaan
dapat merencanakan dan melaksanakan dengan baik berbagai aspek pemasaran,
seperti pengembangan produk dan merk,
penentuan harga, pendistribusian produk dan komunikasi pemasaran terintegrasi
(Sugiyono,2006).
Riset Pemasaran menurut Malhotra
(1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan
penyebarluasan informasi secara sistematis
dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Obyek Praktikum
Lokasi
praktikum Pemasaran Hasil Perikanan di daerah Kerto-kertoan. Karena didaerah
tersebut merupakan tempat mayoritas adalah kos-kosan mahasiwa Brawijaya dan
kondisi ekonomi warga di daerah kerto-kertoan adalah tingkat menengah. Sehingga
akan menjadi peluang kami untuk mempermudah dalam pemasaran produk perikanan
“Batari”.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data
yang diambil dalam pelaksanaan praktikum Pemasaran Hasil Perikanan ini meliputi
data primer dan data sekunder.
1.
Observasi
Nasution
dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan
dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga
benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh
(benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall
dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa “through observation, the
researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut.
Sanapiah
Faisal dalam Sugiyono (2006) mengklasifikasikan observasi menjadi
observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara
terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan
observasi yang tak berstruktur (unstructed observation). Selanjutnya Spradley,
dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat,
yaitu pasive participation, moderate participation, active participation, dan
complete participation. Observasi atau
pengamatan merupakan salah satu
teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem.
Observasi adalah pengamatan langsung
para pembuat keputusan berikut lingkungan
fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu
kegiatan yang sedang berjalan. Observasi meliputi:
-
Pengamatan tingkah laku pembeli
-
Mencatat hasil produk yang terjual
-
Mengamati lingkungan penjualan
2.
Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang salah satunya dapat
melihat muka yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya (Nawawi, 1983).
Informasi diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan
kepada pihak ang memberikan keterangan/jawaban (responden). Datanya berupa
jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan. Disebut juga
questionnaire method, karena untuk memperoleh data itu biasanya diajukan serentetan
pertannyaan-petanyaan yang tersusun dalam suatu daftar (Marzuki, 1986).
Esterberg
dalam Sugiyono (2006) mendefinisikan interview sebagai berikut. “ a
meeting of two persons to exchange information and idea through question and
responses. Resulting in communication and joint construction of meaning abaut a
particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.
Macam-macam interview/wawancara
Esterberg
dalam Sugiyono (2006) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:
a)
Wawancara
terstruktur
b)
Wawancara
semiterstruktur
c)
Wawancara
takberstruktur
Langkah-langkah
wawancara
a)
Menetapkan
kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b)
Menyiapkan
pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c)
Mengawali
atau membuka alur wawancara
d)
Melangsungkan
alur wawancara
e)
Mengkonfirmasikan
ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f)
Menuliskan
hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g)
Mengidentifikasi
tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
h)
Jenis-jenis
pertanyaan dalam wawancara
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan gambar. Teknik ini berguna untuk memperkuat data-data yang telah
diambil dengan menggunakan teknik pengambilan data sebelunnya (Arikunto, 1996).
Teknik dokumentasi berupa pengambilan :
-
Hasil penjualan terhadapa konsumen
-
Sistem pemasaran
Merupakan
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan Triangulasi, peneliti
sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data.
3.3 Sumber data dan Jenis data
Salah
satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber
data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan,
menjeleskan), karena itu bersifat to learn about the people (masyarakat objek),
sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding (memahami)
terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people
(masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh.
Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
meresponatau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan.
Apabila
peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,
gerak atau proses tertentu. Contohnya penelitian yang mengamati tumbuhnya
jagung, simber datanya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah
pertumbuhan jagung.
Jadi
yang dimaksud sumber data dari uraian diatas adalah subyek penelitian dimana
data menempel. Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan
sebagainya. Sedangkan sumber data dalam PSBK adalah merupakan data yang
diperoleh yang berkaitan dengan penelitian sosial budaya keagamaan itu sendiri
baik dengan metode kuisioner maupun observasi.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang diperoleh. jenis sumber data terutama alam penelitian kualitatif dapat diklasifikassikan sebagai berikut:
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang diperoleh. jenis sumber data terutama alam penelitian kualitatif dapat diklasifikassikan sebagai berikut:
1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber
data ini disebut”Responden”, yaitu orang yang memberikan “Respon” atau
tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan
pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan skedar
memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi.
Karena itu, ia disebut informan (orang
yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga
subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan
berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2.
Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat
diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini, peneliti bisa
mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Denganmengamati sebuah peristiwa atau
aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang
diberikan oleh subyek yang diteliti.
3.
Tempat
Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan
dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis
sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas
dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang
dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun
tempat maupun lingkungnnya.
4.
Dokumen
atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau
benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa
merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat
rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.
Menurut Cahya, (2011) berdasarkan
sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder.
- Data
primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to
date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus
grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
- Data
Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di
atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah
pengumpulan data penelitian.
3.4 Teknik analisis data
Dalam
sebuah penelitian teknik analisis data di bagi menjadi dua yaitu:
1.
Analisis kualitatif
Analisis
deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai
kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan
program perkuatan serta kondisi lingkungan social ekonomi dan daerah sample.
Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil dilapang yang
diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsure yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan program perkuatan UMKM dengan kondisi ideal yang diperoleh dari
studi pustaka (Saladin, 2011).
2. Analisis
kuantitatif
Analisis
data kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik terhadap
data angka atau numeric. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantita
maupun angka sebagai hasil konversi dari suatu kualita, yakni data kualitatif
yang dikuantifikasikan. Jika yang dianalisis adalah data kuantitatif murni
(tinggi, berat, luas, umur, jumlah penduduk, dan sejenisnya) maka analisis
menjadi lebih mungkin dilakukan dengan tepat, karena data sudah merupakan
substansinya sendiri. Namun jika data kuantitatif yang berasal dari konversi
data kualitatif (sikap yang diskalakan, motivasi, opini orang, dan sejenisnya),
maka analisisnya menjadi rumit karena kita harus memperhitungkan validitas
konversinya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Salah satu hal yang penting dalam
bisnis adalah riset pasar karena dengan riset pasar akan diketahui apa yang
dibutuhkan pasar atau masyarakat dan juga mengetahui pesaing-pesaing bisnis
yang ada. Dengan mengetahui apa yang dibutuhkan pasar dan pesaing yang ada
dapat membuat produk/service yang sesuai dengan pasar dan dapat membuat produk/service
yang dapat bersaing.
Dari hasil riset pasar dapat juga
diketahui siapa yang membutuhkan
produk/service kita, dimana produk/service
tersebut dibutuhkan dan kapan
produk/service tersebut dibutuhkan, dan kualitas produk/sercvice seperti apa yang dibutuhkan. Selain itu
juga dapat diketahui juga besar permintaan
nyata dan potensi permintaan,
kemudian kapan saat-saat permintaan
memuncak, kapan saat-saat
menurun. Sehingga kecenderungan - kecenderungan dan trend pasar dapat diketahui apakah
terus menaik atau pada saat tertentu akan menurun.
Potensi pasar ikan Bandeng, baik di wilayah Malang, terutama
daerah Kerto-kertoan masih sangat
bagus, dilihat dari perkembangan volume konsumsi ikan Bandeng di daerah
sekitar. Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi: mempersiapkan sarana dan
prasarana yang akan digunakan selama proses pemasaran berlangsung, mempersiapkan
produk yang dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing kegiatan tersebut saling
mendukung dan berkaitan, sehingga ketidaklancaran disalah satu kegiatan maka
akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.
4.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif
Bandeng tanpa duri ini merupakan produk perikanan setengah
jadi. Namun produk ini sangat digemari oleh konsumen, dikarenakan mereka lebih
memilih produk ikan ang sudah tidak berduri dan sudah dibuang semua isi
perutnya. Potensi ikan Bandeng ini sangat baik terutama di daerah
Kerto-kertoan masih sangat bagus,
dilihat dari perkembangan volume konsumsi ikan Bandeng di daerah sekitar.
Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi: mempersiapkan sarana dan prasarana yang
akan digunakan selama proses pemasaran berlangsung, mempersiapkan produk yang
dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing kegiatan tersebut saling mendukung dan
berkaitan, sehingga ketidaklancaran disalah satu kegiatan maka akan berpengaruh
pada kegiatan lainnya.
Analisis finansial usaha meliputi analisis jangka pendek dan
jangka panjang. Berdasarkan analisis jangka pendek diperoleh hasil yaitu modal
yang digunakan sebesar Rp 150.000,- dan modal kerja yang digunakan sebesar Rp 0,-
sekali pemasaran karena pemasaran dilakukan oleh anggota kelompok. Total penerimaan
dari penjualan semua produk sebanyak Rp 195.000,- dengan laba Rp 45.000,-
Dengan
rincian sebagai berikut:
Table
Penjualan
No.
|
Jenis produk
|
Jumlah
|
Harga
|
Total
|
Laba
|
1.
|
Bandeng tanpa duri
|
1
|
Rp 15.000,-
|
Rp 15.000,-
|
Rp 5.000,-
|
2.
|
5
|
Rp 14.500,-
|
Rp 72.500,-
|
Rp 22.500,-
|
|
3.
|
8
|
Rp 12.000,-
|
Rp 96.000,-
|
Rp 16.000,-
|
|
4.
|
1
|
Rp 11.500,-
|
Rp 11.500,-
|
Rp 1.500,-
|
|
Jumlah total
|
15 ekor
|
Rp 195.000,-
|
Rp 45.000,-
|
Perhitungan
efisiensi pasar
Efisiensi
market = Harga Sebenarnya
x 100%
Harga
Jual
· Efisiensi market ke-1
Efisiensi
market = Harga Sebenarnya
x 100%
Harga
Jual
= 10.000
x 100%
15.000
= 66.7 %
· Efisiensi market ke-2
Efisiensi
market = Harga Sebenarnya
x 100%
Harga
Jual
=
10.000 x 100%
14.500
=
68.9 %
· Efisiensi market ke-3
Efisiensi
market = Harga Sebenarnya
x 100%
Harga
Jual
=
10.000 x 100%
12.000
=
83.3%
· Efisiensi market ke-4
Efisiensi
market = Harga Sebenarnya
x 100%
Harga
Jual
= 10.000
x 100%
11.500
= 86.9%
· Laba =
Total penjualan – Modal
=
Rp 195.000,- – Rp 150.000,-
=
Rp 45.000,-
Dari hasil analisa diatas maka dapat di simpulkan bahwa
sebenarnya bandeng masih tergolong produk yang untungnya tinggi sehingga perlu
adanya beberapa perencanaan strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan
untuk mengembangkan usaha pemasaran ikan Bandeng.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil
tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha
dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun dibidang lain. Selain itu
tergantung pula kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi
tersebut agar perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam pemasaran hasil perikanan potensi pasar ikan Bandeng,
baik di wilayah Malang, terutama daerah Kerto-kertoan masih sangat bagus, dilihat dari perkembangan volume
konsumsi ikan Bandeng di daerah sekitar. Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi:
mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan selama proses pemasaran
berlangsung, mempersiapkan produk yang dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing
kegiatan tersebut saling mendukung dan berkaitan, sehingga ketidaklancaran
disalah satu kegiatan maka akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.
Setelah dianalisis usaha ikan bandeng tanpa duri ini
merupakan usaha yang layak. Dikarenakan B/C >1 sehingga perlu adanya beberapa
perencanaan strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan untuk
mengembangkan usaha pemasaran ikan Bandeng, yaitu mengikuti perkembangan
informasi pasar ikan Bandeng dengan mengakses internet dan informasi dari Dinas
Kelautan dan perikanan (DKP) melalui penyuluh perikanan lapang yang terbagi di
setiap kecamatan; menetapkan pasar sasaran; meningkatkan promosi melalui
pemasangan iklan di media cetak dan elektronik, serta datang langsung ke
konsumen; merencanakan produksi yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas
produk yang nantinya akan dihasilkan; menyusun rencana anggaran yang diperlukan
untuk program pengembangan yang akan dilakukan, anggaran diperoleh dari laba
ditahan yang sudah dikurangi dengan prive (keperluan pribadi).
5.2
Saran
Dari praktikum yang kami lakukan banyak sekali saran-saran
yang kamu peroleh dari konsumen bandeng tanpa duri yaitu diantaranya mereka
menginginkan bahwa ikan bandeng tanpa duri tidak hanya dijual di supermarket,
tetapi juga kalangan pedagang kecil, selain itu juga kemasan ikan bandeng tanpa
duri sebaiknya dikemas secara baik dan menarik, serta harganya yang terjangkau.
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar