perpustakaan online

Selasa, 29 Mei 2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun dibidang lain. Selain itu tergantung pula kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemasaran adalah :Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli yang potensial. (Thikuslalu, 2011).
Produk perikanan dan kelautan termasuk perishable Food atau produk mudahrusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan produk barang maupun jasa pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi masyarakat terhadap produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya  bisa atau paling enak digoreng. Karena image masyarakat terhadap produk perikanan masih demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan dapat diatasi.Produk-produk perikanann yang banyak diproduksi di Indoensia masih dari ikan ekonomis seperti ikan kaleng, tuna, tuna steak, tuna loin dan sebagainya. Sedangkan ikan non ekonomis sebagian besar dimanfaatkan olahan  tradisional.
Diversifikasi(penganekaragaman) produk perikanan merupakan upaya yang  tidak tepat bila saja untuk mendukung peningkatan pemanfaatan dan konsumsi hasil perikanan. Salah satu bentuk usaha pengembangan produk bernilai tambah adalah produk olahan yang biasa dikonsumsi masyarakat  yaitu dengan cara diolah (Scribd, 2012).
1.2      Perumusan Masalah
1.     Gambaran umum usaha ini adalah usaha yang  memasarkan produk ikan bandeng, produk ini cara pemasarannya dengan cara lewat pintu ke pintu, atau pasar. Sementara usaha ini belum menetap karena usaha ini hanya memproduksi sedikit produk dan hanya bersifat sementara.
2.     Karakteristik konsumen pemasaran produk ini lebih cenderung masyarakat menengah sampai menengah atas, dikarenakan harga produk ini tidak seperti produk di pasar tradisional .
3.     Menurut kelompok kami strategi usaha yang tepat di dalam prosespemasaran disesuaikan dengan produk yang akan dijual, lokasi pemasaran,harga produk yang akan dijual dan promosi pemasaran yang bagus, hanyaitu strategi yang bagus untuk pemasaran.

1.3      Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum Pemasaran hasil perikanan ini antara lain:
1.     Untuk meningkatkan pemanfaatan dan konsumsi hasil perikanan
2.     Memberikan pengalaman pada mahasiswa untuk belajar berwirausaha dibidang perikanan
3.     Mengenalkan dan mempromosikan produk-produk perikanan kepada masyarakat luas.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      Pengertian Pasar
Pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan arti pasar adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Adapun definsi pasar adalah sebagai mekanisme (bukan hanya sekedar tempat) yang dapat menata kepentingan pihak pembeli terhadap kepentingan pihak penjual. Mekanisme tersebut jangan hanya dimengerti sebagai cara pembeli dan penjual bertemu dan kemudian berpisah, tetapi lebih dari itu harus dimaknai sebagai tatanan atas berbagai bagian, yaitu para pelaku seperti pembeli dan penjual, komoditas yang diperjualdiperjualbelikan, aturan main yang tertulis maupun tidak tertulis yang disepakati oleh para pelakunya, serta regulasi pemerintah yang saling terkait, berinteraksi, dan secara serentak bergerak bagaikan suatu mesin. Pasar dimana para pembeli dan para penjual melakukan interaksi dapat dibedakan menjadi pasar komoditas dan pasar faktor. Pasar komoditas adalah interaksi anatara para pembeli dan  penjual dari suatu komoditas dalam menentukan jumlah dan harga barang atau jasa yang diperjualbelikan. Sedangkan pasar faktor adalah interaksi antara para pengusaha (pembeli faktor-faktor produksi) dengan para pemilik faktor produksi untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa  yang diminta masyarakat. Pasar sendiri memiliki tiga fungsi, yaitu: fungsi distribusi, fungsi pembentukan harga, dan fungsi promosi. Sedangkan menurut fisiknya, janis pasar dibedakan ke dalam pasar konkret dan pasar abstark. Pasar konkret merupakan tempat pertemuan antara pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi secara langsung. Barang yang dijual belikan juga tersedia di pasar tersebut. Sedangkan pasar abstrak merupakan pasar tidak nyata dimana transaksi antar penjual dan pembeli hanya dilakukan melalui telepon, internet, dll (Carapedia, 2000).
Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Namun, pengertian secara luas, pasar adalah suatu kegiatan yang merupakan hubungan antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Transaksi antara penjual dan pembeli dapat dilakukan dengan cara bertemu langsung maupun tidak langsung (Karya ilmiah, 2012).

2.2      Permintaan Dan Penawaran
Permintaan
Adalah sejumlah barang atau jasa yang diinginkan dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga pada waktu tertentu. Fungsi permintaan dalam ilmu ekonomi adalah sebuah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta oleh masyarakat."Fungsi Permintaan" berasal dari dua kata, yaitu fungsi dan permintaan."Fungsi" adalah ketergantungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Fungsi secara umum ditulis y = F(x). Secara grafik, digambarkan dengan y = sumbu vertikal, x = sumbu horizontal dan F menyatakan ketergantungan y terhadap x. Sedangkan "permintaan" adalah banyaknya barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam ilmu ekonomi, fungsi permintaan ditulis sebagai p = F(q). Dimana p, garis vertikal, adalah Price (harga barang), dan q, garis horizontal, adalah Quantity of Goods (Banyaknya barang), dan F menyatakan ketergantungan antara harga dengan jumlah barang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :
-       Harga barang itu sendiri.
-       Harga barang lain yang berkaitan.
-       Tingkat pendapatan.
-       Selera konsumen.
-       Ekspektasi/perkiraan
(Fitrianiborut, 2012).
Menurut Cahya, (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan (Demand)
1.     Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2.     Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3.     Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4.     Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5.     Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Penawaran
Adalah keseluruhan jumlah barang yang bersedia ditawarkan pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu.Jika harga naik, jumlah barang yang ditawarkan bertambah.Begitu juga ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan juga turun atau semakin sedikit.Seperti halnya pembeli, apakah penjual juga hanya memperhitungkan faktor harga saja dalam menyusun daftar penawaran?Tentu saja tidak.Pada kenyataannya banyak faktor yang memengaruhi penawaran penjual.Namun ketika merumuskan penawaran, cukup dengan menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. (Fitrianiborut, 2012).
Menurut Cahya, (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran (Suply)
1.     Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2.     Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3.     Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4.     Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5.     Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
2.3      Saluran Pemasaran
Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara langsung produknya kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak mendistribusikanya sendirian kekonsumen akhir terutama untuk wilayah pemasaran yang belum tercover oleh perusahaan. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara mereka. Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran pemsaran adalah organisasI- organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi .Perantara pemasaran produk ini bermacam macam dan biasanya bertigkat. Untuk tingkat pertama biasanya di tempati perwakilan wilayah yang biasanya perusahaan sendirimenanganinya. Kemuadian ada agen tunggal yang mencangkup daerah pemasaran lebihkecil. Perlu diingat agen juga merupakan perwakilan perusahaan juga karena bisa bertindak atas nama perusahaan Selanjutnya biasanya disusul oleh pedagang biasa yang menjual tidak hanya satu produk perusahaan. Di tingkat ini bisanya sudah sampai ke konsumen akhir tetapi ada juga yang disalurkan ke tingkat yang lebih kecil lagi seperti warung-warung yang kemudian bisa dipakai langsung oleh konsumen akhir. (Scribd, 2011).
Saluran pemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen yang mengkombinasikan antarapemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagipasar tertentu. Saluran pemasaran dapat berbentuk sederhana dandapat pula rumit sekali. Hal tersebut tergantung pada macam komoditi lembagapemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang monopoli memiliki saluran pemasaran yang relatif sederhana dibanding sistem pasar yang lain. Barang  yang lebih cepat ke tangan konsumen biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana. Unsur-unsur  yang  terkandung  dalam saluran pemasaran adalah : 1. Saluran pemasaran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagailembaga yang mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. 2. Anggota-anggota kelompok terdiri dari berbagai pedagang dan beberapa agen,maka ada sebafian yang ikut memperoleh nama dan sebagian lain tidak. Tidakperlu bagi saluran pemasaran untuk menggunakan sebuah agen, tetapi padaprinsipnya setiap saluran pemasaran harus memiliki seorang pedagang. 3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Jadipasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan distribusi. 4. Saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan,yaitu mengadakan penggolongan produk dan mendistribusikannya (Shvoong, 2011).
2.4   Bauran/Strategi Pemasaran
Salah satu satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah „Marketing mix‟. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri (Endi, 2011).
Akuntabilitas pemasaran juga berarti bahwa para pemasar dapat lebih tepat mengestimasikan efek dari investasi pemasaran yang berbeda. Model bauran pemasaran menganalisis data dari berbagai sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media dan data pengeluaran promosi, untuk memahami lebih tepat efek-efek dari kegiatan pemasaran khusus. Untuk memperdalam pemahaman, analissi multivariasi dilakukan untuk memilah melalui bagaimana setiap unsur pemasaran memengaruhi hasil pemasaran dari kepentingan-kepentingan seperti penjualan merek atau pangsa pasar. Terutama popular dengan pemasar barang kemasan, seperti Procter dan Gamble, Clorox dan Colgate, temuan-temuan dari model bauran pemasaran untuk mengalokasi atau merelokasi pengeluaran. Analisis mengeksplorasi bagian mana dari anggaran iklan diboroskan, level pengeluaran apa yang optimal dan levelinvestasi minimum apa yang seharusnya ada. Walaupun model bauran pemasaran membantu mengisolasi efek-efek, adalah kurang efektif untuk menilai berapa bedanya unsur-unsur pemasaran bekerja dalam kombinasi (Kotler, 2007).
2.5   Analisis Margin Pemasaran
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail). Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges. Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran (Agribisnis, 2011).
Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).

2.6  Efisiensi pemasaran
Istilah efisiensi pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Hal ini mencerminkan konsensus bahwa pelaksanan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien. Teknologi atau prosedur baru hanya boleh diterapkan bila dapat meningkatkan efisiensi proses pemasaran (Downey dan Erickson, 1989).
Untuk mendapatkan pemasaran yang lebih efisien menurut Mubyarto (1985) ada dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : (a) mampu menyampaikan hasil- hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah- murahnya, dan (b) mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu. Kriteria yang dapat dipakai untuk mengukur efisiensi pemasaran adalah margin, harga di tingkat konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan pesaing pasar. Efisiensi pemasaran dapat diukur dari konsep analisa struktur perilaku, dan penampilan pasar (Saefuddin, 1983).
Abbon (1990) mendefinisikan efisiensi pemasaran sebagai perpindahan barang dari produsen ke konsumen dengan biaya ymg rendah yang sesuai dengan besar jasa yang ingin dan sanggup dibayar oleh konsumen. Efisiensi pemasaran ini diukur dengan harga, jasa yang diberikan, dan pengukuran struktur, perilaku dan penampilan pasar. Thakur (1974) secara empiris mengukur efisiensi (harga) pemasaran bahan makanan di Gujarat dengan menggunakan korelasi harga antar pasar dan perilaku margin pemasaran.
Menurut Calkins dan Wang (1978) dalam Melania (2007), mengukur efisiensi pemasaran dari sudut efisiensi teknis, yang mana efisiensi ini diukur dengan indeks
efisiensi teknis. Efisiensi ekonomis diukur dari indeks efisiensi ekonomis, dengan cara:
·      Indeks efisiensi teknis:
T = V /W / d
Dimana:
T : indeks efisiensi teknis
V : biaya pemasaran
W : volunle traneaksi
d : jarak
·      Indeks efisiensi ekonomis:
E=P/V
Dimana :
E : indeks efisiensi ekonomi
Menurut Raju (1980) dan Open (1982) dalam Asmarantika(l983), ada dua efisiensi pemasaran yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi operasional dicerminkan oleh biaya dan margin pemasaran sedang efisiensi ekonomi dicerminkan oleh korelasi harga antar pasar yang satu dengan pasar yang lainnya. Bila telah diketahui bahwa suatu system pemasaran tidak efisien ada beberapa usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan efisiensi pemasaran tersebut yakni:
§  Menghilangkan persaingan yang tidak bermanfaat
§  Mengurangi jumlah middle man pada saluran vertical
§  Memakai metode cooperative
§  Memberi bantuan kepada konsumen
§  Standardisasi an simplikasi
Menurut Danfar (2009), efisiensi pemasaran akan terjadi jika :
1. Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan
2. Pemasaran dapat lebih tinggi
3. Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan  produsen tidak terlalu tinggi.
4. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran.
Salah satu cara yang paling umum dipakai untuk melihat efisiensi pemasaran adalah dengan margin pemasaran. Menurut Tomek dan Robinson (1977) margin pemasaran adalah perbedaan harga antara harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Atau merupakan pungutan harga oleh lembaga pemasaran.
Berdasarkan definisi yang pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara permintaan primer dan permintaan turunan dari suatu produk atau komoditi. Estimasi empiris fungsi permintaan primer didasarkan atas harga dan kuantitas di pengecer. Permintaan turunan didasarkan atas hubungan harga-kuantitas yang berada pada titik dimana petani menjual produknya atau pada titik dimana pedagang besar atau pengecer menjual produknya. Jadi PD (primary demand = permintaan primer) merupakan permintaan konsumen, sedangkan DD (derived demand = permintaan turunan) bisa merupakan permintaan terhadap petani produsen atau permintaan terhadap pedagang pengecer. Demikian pula DS (derived supply = penawaran turunan) mempakan penawaran terhadap konsumen, baik dilakukan oleh pedagang maupun pengecer.









Gambar Margin Pemasaran
Pada keadaan tertentu margin pemasaran dapat konstan walaupun kuantitas yang dipasarkan berubah, tetapi pada kondisi lain pemasaran dapat bervariasi (berubah). Jika fungsi penawaran elastis sempurna (forizontal) maka margin pemasaran akan konstan walaupun permintaan meningkat. Bila
fungsi penawaran positif dan margin pemasaran berubah mengecil misalnya, maka permintaan turunan DD akan bergeser ke kanan sedangkan penawaran turun juga dan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya jika margin pemasaran membesar maka DD akan bergeser ke kiri/turun, sedangkan DS bergerak ke kiri/naik.
Besar kecilnya pembahan harga di tingkat petani maupun di tingkat eceran tergantung dari elastisitas harga atas permintaan atau elastisitas harga atas penawaran. Bila elastisitas permintaan lebih kecil dari elastisitas penawaran, menyebabkan perubahan harga eceran lebih kecil dari pada perubahan harga di tingkat petani. Demikian pula sebaliknva, bila kurva penawaran lebih elastis dari pada kurva permintaannya perubahan harga di tingkat eceran lebih besar dari pada perubahan harga di tingkat petani.
Dalam perhitungan margin pemasaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:
· Waktu, sering pada suatu saat terjadi pembahan harga yang mendadak di tingkat pengecer tetapi perubahan ini belum sampai kepada petani produsen mungkin karena jauhnya. Sehingga margin yang dihitung tidak sesuai dengan margin yang sebenarnya.
· Adanya kerusakan atau kehilangan atau penyusutan barang. Umum terjadi dalam bidang pertanian. Keadaan ini akan dapat rnenurunkan kualitas, sehingga kualitas barang tersebut berbeda dengan kualitas dari produsen. Karena adanya penurunan kualitas tentu saja harga yang diperoleh akan lebih kecil dari yang semestinya.
Pengukuran margin pemasaran dapat dilakukan dengan cara antara lain:
· Cara persentase: M = k x Pe
Dimana
k : persentase tertentu dari harga eceran (Pe)
M : margin pemasaran
· Cara tetap: M = a
Sehingga a = Pe - Pp
Dimana
a : merupakan konstanta
Pp : harga di petani
Pe : harga di konsumen
· Linear dengan jumlah yang dipasarkan:
M=a+bQ
Dimana
Q : jumlah yang dipasarkan
· Linear dengan harga eceran:
M= a + b P e
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya margin pemasaran, yaitu: biaya tataniaga; keuntungan yang ingin diambil oleh lembaga tataniaga; sifat barang komoditi yang diperdagangkan; tingkat pengolahan barang.
2.7   Analisa Pelanggan
Menurut Maddy (2009), dalam pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.Dilihat dari segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi (performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan adalah orang-orang atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi produk yang tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan.Secara garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal, pelanggan perantara, dan pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pelanggan internal
Pelanggan internal (internal costumer), adalah orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan.Berdasarkan keanggotaannya, pelanggan internal ada dua macam, yaitu pelanggan internal organisasi dan pelanggan internal pemerintah. Pelanggan internal organisasi Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan merupakan anggoata dari organisasi yang menghasilkan produk tersebut.Pelanggan internal pemerintah adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan bukan anggota organisasi penghasil produk, tetapi masih dalam lingkungan atau instansi pemerintah.
b. Pelanggan perantara
Pelanggan perantara (intermediate costumer) adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara produk, bukan sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan Koran, atau toko-toko buku merupakan contoh pelanggan perantara.Misalnya Penerbit Armico Bandung memerima pesanan buku dari toko buku untuk dijual kepada siswa SMK maka dalam hal ini Penerbit Armikco bertindak sebagai pemasok, toko buku sebagai pelanggan perantara, dan siswa SMK sebagai pelanggan akhir atau pelanggan nyata (real costumer).
c. Pelanggan eksternal
Pelanggan eksternal (external costumer), adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
Menurut Bandarmasih (2009), faktor faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/ pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman teman, di mana mereka akan menceriterakan mutu produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk produk yang dirasakan berisiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang - orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang produk itu.
2.8   Segmentasi pasar
Menurut Gregoriusandy (2009), Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar. Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan 
    kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita 
    selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut
    unik dan cara yang berbeda.
Menurut Jurnalsdm (2009), pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing- masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1.     Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.     Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.     Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.     Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.     Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
2.9  Riset Pasar
Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis dewasa ini, proses pengambilan keputusan,  preferensi, perilaku dan kepuasan konsumen kini menjadi fokus perhatian setiap perusahaan yang ingin tetap eksis dan unggul dalam persaingan berskala global. Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen memerlukan penelitian terhadap pasar, baik pasar saat ini maupun pasar potensial. Demikianlah Riset Pemasaran berperan sebagai dasar penyusunan strategi dan taktik pemasaran, dimana harus didukung dengan data yang akurat, relevan, terpercaya, obyektif dan tepat waktu, sehingga manajemen perusahaan dapat merencanakan dan melaksanakan dengan baik berbagai aspek pemasaran, seperti pengembangan produk dan merk, penentuan harga, pendistribusian produk dan komunikasi pemasaran terintegrasi (Sugiyono,2006).
Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah dan peluang dalam bidang pemasaran.





BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Obyek Praktikum
Lokasi praktikum Pemasaran Hasil Perikanan di daerah Kerto-kertoan. Karena didaerah tersebut merupakan tempat mayoritas adalah kos-kosan mahasiwa Brawijaya dan kondisi ekonomi warga di daerah kerto-kertoan adalah tingkat menengah. Sehingga akan menjadi peluang kami untuk mempermudah dalam pemasaran produk perikanan “Batari”.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam pelaksanaan praktikum Pemasaran Hasil Perikanan ini meliputi data primer dan data sekunder.
1.     Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2006) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructed observation). Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Observasi meliputi:
-       Pengamatan tingkah laku pembeli
-       Mencatat hasil produk yang terjual
-       Mengamati lingkungan penjualan
2.     Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang salah satunya dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya (Nawawi, 1983).
Informasi diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak ang memberikan keterangan/jawaban (responden). Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan. Disebut juga questionnaire method, karena untuk memperoleh data itu biasanya diajukan serentetan pertannyaan-petanyaan yang tersusun dalam suatu daftar (Marzuki, 1986).
Esterberg dalam Sugiyono (2006) mendefinisikan interview sebagai berikut. “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses. Resulting in communication and joint construction of meaning abaut a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Macam-macam interview/wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2006) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:
a)     Wawancara terstruktur
b)    Wawancara semiterstruktur
c)     Wawancara takberstruktur
Langkah-langkah wawancara
a)     Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b)    Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c)     Mengawali atau membuka alur wawancara
d)    Melangsungkan alur wawancara
e)     Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f)     Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g)     Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
h)    Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
3.     Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan gambar. Teknik ini berguna untuk memperkuat data-data yang telah diambil dengan menggunakan teknik pengambilan data sebelunnya (Arikunto, 1996). Teknik dokumentasi berupa pengambilan :
-       Hasil penjualan terhadapa konsumen
-       Sistem pemasaran
Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan Triangulasi, peneliti sebenarnya mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data.
3.3  Sumber data dan Jenis data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan, menjeleskan), karena itu bersifat to learn about the people (masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.  Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang meresponatau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses tertentu. Contohnya penelitian yang mengamati tumbuhnya jagung, simber datanya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung.
Jadi yang dimaksud sumber data dari uraian diatas adalah subyek penelitian dimana data menempel. Sumber data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Sedangkan sumber data dalam PSBK adalah merupakan data yang diperoleh yang berkaitan dengan penelitian sosial budaya keagamaan itu sendiri baik dengan metode kuisioner maupun observasi.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang diperoleh. jenis sumber data terutama alam penelitian kualitatif dapat diklasifikassikan sebagai berikut:
1.     Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut”Responden”, yaitu orang yang memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi.
Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2.      Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Denganmengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.
3.     Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun lingkungnnya.
4.     Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

Menurut Cahya, (2011) berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
  1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
  2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

3.4  Teknik analisis data
Dalam sebuah penelitian teknik analisis data di bagi menjadi dua yaitu:
1.     Analisis kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan social ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil dilapang yang diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsure yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program perkuatan UMKM dengan kondisi ideal yang diperoleh dari studi pustaka (Saladin, 2011).
2.     Analisis kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik terhadap data angka atau numeric. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantita maupun angka sebagai hasil konversi dari suatu kualita, yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan. Jika yang dianalisis adalah data kuantitatif murni (tinggi, berat, luas, umur, jumlah penduduk, dan sejenisnya) maka analisis menjadi lebih mungkin dilakukan dengan tepat, karena data sudah merupakan substansinya sendiri. Namun jika data kuantitatif yang berasal dari konversi data kualitatif (sikap yang diskalakan, motivasi, opini orang, dan sejenisnya), maka analisisnya menjadi rumit karena kita harus memperhitungkan validitas konversinya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Analisis Deskriptif Kualitatif
Salah satu hal yang penting dalam bisnis adalah riset pasar karena dengan riset pasar akan diketahui apa yang dibutuhkan pasar atau masyarakat dan juga mengetahui pesaing-pesaing bisnis yang ada. Dengan mengetahui apa yang dibutuhkan pasar dan pesaing yang ada dapat membuat produk/service yang sesuai dengan pasar dan dapat membuat produk/service yang dapat bersaing.
Dari hasil riset pasar dapat juga diketahui siapa yang membutuhkan produk/service kita, dimana produk/service tersebut dibutuhkan dan kapan produk/service tersebut dibutuhkan, dan kualitas produk/sercvice seperti apa yang dibutuhkan. Selain itu juga dapat diketahui juga besar permintaan nyata dan potensi permintaan, kemudian kapan saat-saat permintaan memuncak, kapan saat-saat menurun. Sehingga kecenderungan - kecenderungan dan trend pasar dapat diketahui apakah terus menaik atau pada saat tertentu akan menurun.
Potensi pasar ikan Bandeng, baik di wilayah Malang, terutama daerah Kerto-kertoan  masih sangat bagus, dilihat dari perkembangan volume konsumsi ikan Bandeng di daerah sekitar. Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi: mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan selama proses pemasaran berlangsung, mempersiapkan produk yang dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing kegiatan tersebut saling mendukung dan berkaitan, sehingga ketidaklancaran disalah satu kegiatan maka akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.

4.2  Analisis Deskriptif Kuantitatif
Bandeng tanpa duri ini merupakan produk perikanan setengah jadi. Namun produk ini sangat digemari oleh konsumen, dikarenakan mereka lebih memilih produk ikan ang sudah tidak berduri dan sudah dibuang semua isi perutnya. Potensi ikan Bandeng ini sangat baik terutama di daerah Kerto-kertoan  masih sangat bagus, dilihat dari perkembangan volume konsumsi ikan Bandeng di daerah sekitar. Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi: mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan selama proses pemasaran berlangsung, mempersiapkan produk yang dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing kegiatan tersebut saling mendukung dan berkaitan, sehingga ketidaklancaran disalah satu kegiatan maka akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.
Analisis finansial usaha meliputi analisis jangka pendek dan jangka panjang. Berdasarkan analisis jangka pendek diperoleh hasil yaitu modal yang digunakan sebesar Rp 150.000,- dan modal kerja yang digunakan sebesar Rp 0,- sekali pemasaran karena pemasaran dilakukan oleh anggota kelompok. Total penerimaan dari penjualan semua produk sebanyak Rp 195.000,- dengan laba Rp 45.000,-
Dengan rincian sebagai berikut:
Table Penjualan
No.
Jenis produk
Jumlah
Harga
Total
Laba
1.
Bandeng tanpa duri
1
Rp 15.000,-
Rp 15.000,-
Rp 5.000,-
2.
5
Rp 14.500,-
Rp 72.500,-
Rp 22.500,-
3.
8
Rp 12.000,-
Rp 96.000,-
Rp 16.000,-
4.
1
Rp 11.500,-
Rp 11.500,-
Rp 1.500,-
Jumlah total
15 ekor
Rp 195.000,-
Rp 45.000,-

Perhitungan efisiensi pasar
Efisiensi market = Harga Sebenarnya    x 100%
Harga Jual
·      Efisiensi market ke-1
Efisiensi market = Harga Sebenarnya    x 100%
Harga Jual
   =         10.000            x 100%
  15.000
= 66.7 %
·      Efisiensi market ke-2
Efisiensi market = Harga Sebenarnya    x 100%
Harga Jual

 =            10.000           x 100%
   14.500
 =    68.9 %
·      Efisiensi market ke-3
Efisiensi market = Harga Sebenarnya    x 100%
Harga Jual
   =           10.000          x 100%
    12.000
 =    83.3%
·      Efisiensi market ke-4
Efisiensi market = Harga Sebenarnya    x 100%
Harga Jual
=           10.000            x 100%
    11.500
=    86.9%
·      Laba = Total penjualan – Modal
= Rp 195.000,-  –   Rp 150.000,-
= Rp 45.000,-
Dari hasil analisa diatas maka dapat di simpulkan bahwa sebenarnya bandeng masih tergolong produk yang untungnya tinggi sehingga perlu adanya beberapa perencanaan strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan untuk mengembangkan usaha pemasaran ikan Bandeng.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung kepada keahlian pengusaha dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun dibidang lain. Selain itu tergantung pula kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar perusahaan dapat berjalan lancar.
Dalam pemasaran hasil perikanan potensi pasar ikan Bandeng, baik di wilayah Malang, terutama daerah Kerto-kertoan  masih sangat bagus, dilihat dari perkembangan volume konsumsi ikan Bandeng di daerah sekitar. Teknis pelaksanaan pemasaran meliputi: mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan selama proses pemasaran berlangsung, mempersiapkan produk yang dipasarkan, dan pemasaran. Masing-masing kegiatan tersebut saling mendukung dan berkaitan, sehingga ketidaklancaran disalah satu kegiatan maka akan berpengaruh pada kegiatan lainnya.
Setelah dianalisis usaha ikan bandeng tanpa duri ini merupakan usaha yang layak. Dikarenakan B/C >1 sehingga perlu adanya beberapa perencanaan strategi pengembangan yang dapat diimplementasikan untuk mengembangkan usaha pemasaran ikan Bandeng, yaitu mengikuti perkembangan informasi pasar ikan Bandeng dengan mengakses internet dan informasi dari Dinas Kelautan dan perikanan (DKP) melalui penyuluh perikanan lapang yang terbagi di setiap kecamatan; menetapkan pasar sasaran; meningkatkan promosi melalui pemasangan iklan di media cetak dan elektronik, serta datang langsung ke konsumen; merencanakan produksi yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas produk yang nantinya akan dihasilkan; menyusun rencana anggaran yang diperlukan untuk program pengembangan yang akan dilakukan, anggaran diperoleh dari laba ditahan yang sudah dikurangi dengan prive (keperluan pribadi).

5.2  Saran
Dari praktikum yang kami lakukan banyak sekali saran-saran yang kamu peroleh dari konsumen bandeng tanpa duri yaitu diantaranya mereka menginginkan bahwa ikan bandeng tanpa duri tidak hanya dijual di supermarket, tetapi juga kalangan pedagang kecil, selain itu juga kemasan ikan bandeng tanpa duri sebaiknya dikemas secara baik dan menarik, serta harganya yang terjangkau.


Dokumentasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar