perpustakaan online

Selasa, 20 Maret 2012

Paham Nasinalisme di dalam ERA Globalisasi



1.     PENDAHULUAN

Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara. Dalam arti cinta akan tanah air dan rela berkorban demi bangsa dan negara ( dalam bahasa inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk kelompok manusia. Para nasionalis menganggap bahwa negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (politic legitimacy). Apakah kita sebagai warga Negara sudah memahami maksud dari arti kata “Nasionalisme” itu sendiri? Mungkin kita paham maksudnya tapi sulit untuk mengaplikasikanya. Dalam era globalisasi saat ini telah  terjadi degradasi rasa nasionalisme pada masyarakat terutama pada generasi muda. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya rasa di hati kita dan kurangnya pendidikan akan penanaman rasa nasionalisme dalam diri kita sendiri. nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang popular berdasaran  pendapat warga negara, etnis budaya, keagamaan, dan ideologi. Katagori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampur adukkan sebagian atau semua elemen. Nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi, sebagai suatu ideologi nasionalisme  membangun kesadaran rakyat sebagai suatu bangsa serta memberi seperangkat sikap dan program tindakan. Tingkah laku seorang nasionalis di dasarkan pada perasaan menjadi bagian dari suatu komunitas bangsa.






2.     Pembahasan

2.1 Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (dalam bahsa inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis budaya, keagamaan dan ideologi. Nasionalisme amatlah penting kalau bangsa kita mau bertahan, ada tiga poin penting yang menjadi ciri khas nasionalisme para para pendiri bangsa antara lain,
·      Pertama, nasionalisme mereka adalah nasionlisme yang didasari oleh rasa sukarela dan tulus.
·      Kedua, nasionalisme mereka adalah nasionalisme yang berorientasi pada nilai. Bersatu bukanlah suatu tujuan melainkan sarana. Tujuan utama mereka amatlah luhur yaitu keutamaan manusiawi.
·      Ketiga, nasionalisme para nasionalis itu adalah nasionalisme yang dewasa. Manifestasi dari ciri ini adalah sikap mereka yang tidak meremehkan harkat dan martabat bangsa lain.
Karakter nasionalisme seperti itu sudah terbukti dapat mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia walau ditekan oleh kekuatan asing, menjadi dasar semangat bangsa Indonesia dalam berjuang dan bahkan bisa mengantarkan bangsa Indonesia mencapai cita-citanya, yaitu kemerdekaan.

2.2 Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas kolonialisme. Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semagat solodaritas sebagai suatu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa yang merdeka. Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas daerah lagi. Semagat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola berpikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak beranjak dari situ. Saat itu  naluri untuk mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negaranya. Pada masa global sekarang ini satu hal yang perlu dibebani oleh bangsa Indonesia adalah mentalitas warganya. Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada saat ini. Saat ini memang bangsa  Indonesia sedang mengalami masa masekat terpuruknya dalam dunia internasional. Krisis multidimensi yang dibarengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan  mental bangsa Indonesia.


2.3                   Beberapa Bentuk Dari Nasionalisme
1.       Nasionalisme Kewarganegaraan (nasionalisme sipil)
Adalah nasionalisme dimana negara memperoleh dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya “kehendak rakyat” , “perwakilan politik”.

2.       Nasionalisme Politik
Adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.

3.       Nasionalisme Budaya
Adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras, dan sebagainya.

4.       Nasionalisme Agama
Adalah sejenis nasionalisme dimana Negara memperoleh legalitas politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampurkan adukan dengan nasionalisme keagamaan.


Hal-Hal Yang Dapat Menumbuhkan Nasionalisme Antara lain :
·      Melestarikan kebudayaan Indonesia, tentunya kita pun harus bangga dan cinta terhadapnya
·      Mencintai dan bangga akan produk-produk dalam negeri
·      Ikut serta dalam pengembangan dan pembangunan negeri
·      Mengesampingkan sikap pluralisme


2.4 Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan dan diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Sebagai proses globalisasi, berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung disemua bidang kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak bisa kita hindari kehadiranya.

2.5 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideology, sosial budaya dan lain-lain mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap suatu bangsa.

·     Pengaruh Positif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme, Antara Lain :
1.   Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu Negara jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut dapat berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

2.   Dari aspek globalisasi ekonomi, terbentuknya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut maka akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3.   Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin iptek dari bangsa lain yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.



·     Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme Yaitu :
1.   Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideology pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tersebut terjadi akan berakibat hilangnya rasa nasionalisme bangsa kita.

2.   Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seprti Mc Donald, coca cola, pizza hut, dll)  membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3.   Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang sebagai masyarakat dunia dijadikan sebagai kiblat.

4.   Menyebabkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan yang miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menyebabkan  pertentangan antara yang kaya dan yang miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5.   Munculnya sikap individualisme yang menunjukan tidak kepedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak dari pada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Antisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nasionalisme, antara lain :
1.     Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, missal semagat mencintai produk dalam negeri
2.     Menanamkan dan mengamalkan Pancasila dengan sebaik-baiknya
3.     Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya
4.     Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya
5.     Selektif terhadap pengaruh globalisasi dibidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah-langkh antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa

2.6  Nasionalisme dan Kemandirian Bangsa di Era Global
Pada abad ke-21, negara-negara berkembang harus mewaspadai adanya tren globalisasi di segala bidang dengan kemajuan teknologi dan berkembangan dunia yang seolah-olah membuat batas-batas negara dan kedaulatan negara menjadi kabur, bahkan  dalam bidang ekonomi dinyataan kini dunia menjadi tanpa batas. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, harus mewaspadai globalisasi karena ketidak mampuan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi terutama dengan negara-negara maju. Negara-negara maju menguasai dunia dengan pengembangan imu pengetahuan dan teknologi didukung oleh sumber daya manusia yang handal, sementara negara berkembang  masih mengandalkan luas wilayah, kekayaan alam, dan jumlah penduduk. Dimasa yang akan datang kalau suatu negara hanya mengandalkan luas wilayah, kekayaan alam, dan banyaknya penduduk tanpa adanya pengembangan sumber daya manusia, negara tersebut akan menjadi mangsa bagi negara-negara maju.  

2.7 Upaya Meningkatkan Rasa Nasionalisme Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Di era globalisasi ini kita kita harus dapat memberikan makna baru kepada paham dan semangat nasionalisme. Kalau dulu paham dan semagat itu kita jadikan landasan untuk mengusir penjajah, sekarang harus kita jadikan sebagai landasan untuk membangun bangsa agar kita menjadi bangsa yang maju, terhormat, dan bermartabat. Upaya mengembangkan paham kebangsaan itu, dengan sendirinya akan menyesuaikan  diri dengan tantangan  perubahan zaman. Namun, esensinya sama sekali tidak berubah. Nasionalisme harus memperkuat posisi ke dalam, dengan memelihara dan mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Esensinya adalah kita berjuang membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, menegakkan hukum dengan adil, menuntut ilmu dengan baik dan membangun ekonomi untuk meningkatkan kesejahterahan rakyat.

2.8  Strategi Penguatan Nasionalisme di Era Globalisasi
1.    Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama dikalangan generasi muda. Generasi muda adalah elemen strategi dimasa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.
2.     Penguatan semangat nasionalisme pada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang perspektif kepentingan nasional dinilai strategi, seperti : daerah perbatasan, kawasan industri strategis,  daerah penghasil bahan tambang
3.     Penguatan semangat nasionalisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam. Strategi ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai program yang diorientasikan pada peningkatan kesetiakawanann soaial dan partisipasi masyarakat. Terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan kekuasaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berushasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional. Apresiasi ini dilakukan dengan pemberian penghargaan oleh negara dan kemudian prestasinya diangkat oleh media masa.
Menumbuhkan Patriotisme pada anak bangsaMengapa rasa nasionalisme terutama kepada anak bangsa, di Indonesia sekarang ini sudah memudar dan tentunya orang tua selaku ujung tombak harus selalu mendidik anak-anaknya bagaimana menumbuhkan rasa nasionalisme. Dalam menumbuhkan rasa nasionalisme pada anak-anak bangsa, intinya kita harus selalu menginformasikan hal-hal mengenai nasionalisme kepada mereka melalui media maupun kegiatan yang bertujuan menumbuhkan rasa nasionalisme.Berikut InI Beberapa Faktor Penyebab Memudarnya Nasionalisme dikalangan anak
Faktor internalPemerintah pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para anak, sehingga membuat mereka kecewa terhadap kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalah gunaan kekuasaan para pejabat Negara membuat para anak bangsa enggan untuk memeperhatikan lagi pemerintah. Selain itu sikap keluarga dan lingkungan sekitar juga berpengaru besar terhadap anak karena anak cenderung meniri sikap apa yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan sekitar. Demakrasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi dikalangan anak dan hilangnya optimisme, sehingga adanya adalah rasa malas, egois, dan emosional. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan memuat para anak bangsa tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
Faktor eksternal
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda, mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain yang lebih bagus terutama Negara barat. Misalnya anak-anak Indonesia cenderung memeilih pakaian yang minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini di kuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia. Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak  buruk pada kehidupan bangsa.


DAFTAR PUSTAKA
http://farahfitriani.wordpress.com/2011/04/30/kajian-pendidikan-kewarganegaraan-dan-filsafat-pancasila/
Top of Form
 Bottom of ForTelusuri hasil untuk 'nasionalisme'
1.     18 Mar 2012
cillperqueen.wordpress.com
... a Perihal Buah semu DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP NASIONALISME Posted on 27 September 2010 BAB 1. PENDAHULUAN 1. ... ... aya dan lain lain akan berdampak pada nilai nilai nasionalisme terhadap bangsa. 1.2Rumusan Masalah 1.Apa yang di ...
2.     18 Mar 2012
localhost
... 0110 webmaster@setneg.go.idwebmaster@setneg.go.id Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa di Era Global Dadan Wildan S ... ... Sekretaris Negara Republik Indonesia. Pendahuluan Nasionalisme merupakan refleksi perjuangan dari segenap kompon ...
3.     18 Mar 2012
edukasi.kompasiana.com
... seorang karyawan swasta...^_^... 0 inShare Share Nasionalisme OPINI | 19 December 2011 | 12:14Dibaca: 40 Koment ... ... ar: 1 1 dari 1 Kompasianer menilai inspiratif Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertaha ...
4.     18 Mar 2012
www.wikimu.com
... 03-2012 Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme Selasa, 11-03-2008 14:30:17 oleh: tri darmiyati K ... ... aya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Pengaruh positif globalisasi ter ...
5.     18 Mar 2012
muhamadsyani.wordpress.com
... Data) Pendidikan Kewarganegaraan (Patriotisme & Nasionalisme) Posted on April 18, 2011 PATRIOTISME DAN NASIONALISME Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki seja ... ... memperjuangkan dan memperoleh kemerdekaan. Sifat Nasionalisme dan Patriotisme adalah kunci untuk mempersatukan ...
6.     18 Mar 2012
www.setneg.go.id
... n No 17 - 18 Jakarta 10110 webmaster@setneg.go.id Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa di Era Global Dadan Wildan S ... ... Sekretaris Negara Republik Indonesia. Pendahuluan Nasionalisme merupakan refleksi perjuangan dari segenap kompon ...
7.     16 Mar 2012
id.wikipedia.org
Nasionalisme Indonesia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensikl ... ... opedia bebas Belum DiperiksaNasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang ti ... ... lat. Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia. Daft ...









Senin, 27 Februari 2012

Ikan hias yang cuma ada di Indonesia Banggai cardinalfish


Ikan hias yang cuma ada di Indonesia Banggai cardinalfish

Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) adalah cardinalfish tropis yang kecil (familyApogonidae)yang sangat populer dijadikan ornamental fish.

Habitat
Spesies ini hanya ada di Kepulauan Banggai, Indonesia. Spesies ini hidup pada jangkauan geografis yang sangat terbatas yaitu 5.500 km² dan dengan jumlah populasi yang sedikit yaitu sekitar 2,4 juta saja. Banggai cardinalfish merupakan populasi yang terisolasi dan terkonsentrasi di peraiaran dangkal pada 17 pulau besar dan 10 pulau kecil, Kepulauan Banggai. Sebagian kecil populasinya terdapat di Luwuk Sulawesi Tengah. Tambahan populasi berasal dari Selat Lembeh (Sulawesi Utara), sekitar 400 Km sebelah utara dari habitat asli (berdasarkan laporan dari nelayan yang perdagangkannya tahun 2000).

Deskripsi
Spesies ini tumbuh dengan panjang maksimal 8 cm memiliki corak khusus yang kontras antara warna hitam dan garis terang warna putih. Perbedaan yang spesifik yang membedakan dengan cardinalfish lainnya adalah pada sirip dorsal yang pertama memiliki kuncir, sirip anal dan sirip dorsal yang kedua menjulur ke belakang, sirip caudal bercabang dua (cabangnya sangat dalam), memiliki corak warna yang terdiri dari 3 buah garis hitam pada kepala dan badan, warna hitamnya menyolok di tepi bagian awal sirip anal dan kedua sirip dorsal.Yang membedakan Banggai cardinalfish jantan dan betina adalah rongga mulut jantan lebih besar dan itu hanya terlihat mereka pada saat mengerami telurnya.

Ekologi
Banggai cardinalfish merupakan satu-satunya wakil dari family yang diurnal. Ikan demersal laut tropis yang membentuk grup yang stabil dengan beranggotakan 9 individu pada perairan dangkal (pada umumnya kedalaman 1,5-2,5 meter). Spesies ini mendiami perairan dangkal dengan berbagai habitat termasuk terumbu karang, padang lamun, dan daerah terbuka bersubstrat pasir dan rubble, pada umumnya pada daerah yang tenang yang terlindungi oleh pulau-pulau yang besar. Spesies ini sering ditemukan berasosiasi dengan lamun yaitu Enhalus acoroides dan bulu babi Diadema setosum. Hai ini terjadi pada berbagai substrat bentik seperti bulu babi, anemon laut, dan coral branching ; ikan muda sering paling berasosiasi dengan anemon laut, setelah remaja dan dewasa berasosiasi dengan bulu babi dan coral branching, bintang lau, hidrozoa, dan akar penopang mangrove.

Ikan ini termasuk spesies pemakan oportunistik sepanjang hari, tidak seperti spessies-spesies lain dari family yang sama. Komposisi dietnya sama dengan ukuran kelas termasuk plankton dan organisme bentik. Copepoda merupakan makanan utama mereka. Copepoda juga menjadi sumber makanan penting untuk berbagai spesies seperti lionfish (Pterois), Epinephelus merra, crocodilefish (Cymbacephalus beauforti), moray eel (Echidna nebulosa),stonefish (Synanceia horrida), dan ular laut Laticouda Colubrina.
Banggai cardinalfish adalah paternal mouthbrooder (induk jantan yang mengerami telur). Induk betina berperan dalam masa pembentukan dan formasi pasangan, yang terjadi beberapa jam hingga beberapa hari sebelum ikan bertelur. Pasangan bertelur beberapa meter dari kelompok utama dan mempertahankan wilayah teritorial mereka. Ukuran telur Banggai cardinalfish memiliki diameter 2,5 mm. Ikan ini memilki masa hidup yang pendek (lebih kurang 4 tahun pada daerah dengan kondisi ideal; 2 tahun di daerah yang liar), dan jumlah telur yang sedikit (50-90 buti)r walaupun memiliki potensi bertelur beberapa kali pertahun (setelah usianya di atas 10 bulan).

Top of Form

Pengertian Eutrofikasi


Pengertian Eutrofikasi 
Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan nutrien atau unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Nutrient yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor. Eutrofikasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu artificial atau cultural eutrophication dan natural eutrophication. Eutrofikasi diklasifikasikan sebagai artificial (cultural eutrophication) apabila peningkatan unsur hara di perairan disebabkan oleh aktivitas manusia dan diklasifikasikan sebagai natural eutrophication jika peningkatan unsur hara di perairan disebabkan oleh aktivitas alam (Effendi, 2003).

Beberapa elemen (misalnya silikon, mangan, dan vitamin) merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan algae. Akan tetapi, elemen-elemen tersebut tidak dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi meskipun memasuki badan air dalam jumlah yang cukup banyak. Hanya elemen tertentu, misalnya fosfor dan nitrogen, yang dapat menyebabkan perairan mengalami eutrofikasi (Mason 1993 in Effendi 2003). 

Eutrofikasi merupakan suatu problem yang mulai muncul pada dekade awal abad ke-20, ketika banyak alga yang tumbuh di danau dan ekosistem lainnya. Meningkatnya pertumbuhan algae dipengaruhi langsung oleh tingkat kesuburan perairan oleh adanya aktivitas manusia biasanya berasal dari limbah organik yang masuk ke perairan.

Algae memiliki peran dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air sebagai dasar mata rantai makanan di perairan. Namun apabila keberadaan Algae di perairan dalam jumlah berlebih, maka dapat menurunkan kualitas perairan. Tingginya populasi fitoplankton (algae) beracun di perairan dapat menyebabkan berbagai akibat negatif yang merugikan perairan, seperti berkurangnya oksigen perairan dan menyebabkan kematian biota perairan lainnya.





Gejala Terjadinya Eutrofikasi

Problem eutrofikasi baru disadari pada dekade awal abad ke-20 saat alga banyak tumbuh di danau-danau dan ekosistem air lainnya. Problem ini disinyalir akibat langsung dari aliran limbah domestik. Hingga saat itu belum diketahui secara pasti unsur kimiawi yang sesungguhnya berperan besar dalam munculnya eutrofikasi ini.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2008/07/03/article-0-01D2580F00000578-953_468x313.jpg

Masalah utama sebagai pemicu terjadinya proses peledakan kelimpahan fitoplankton di suatu perairan adalah kodisi lingkungan perairan tersebut yaitu adanya peningkatan nutrisi yang tidak seimbang pada trofik level di lapisan eufonik. Peningkatan masuknya nutrisi bisa merupakan proses alami (seperti proses umbulan atau upwelling, masukan dari air sungai yang tercemar) atau akibat aktivitas manusia. Selain itu buangan bahan organik diperairan biasanya berupa bahan nutrisi dari hasil pemupukan (fosfat, nitrogen dan potasium) sebagai penyumbang utama akan pencemaran di perairan sehingga mengakibatkan beberapa jenis biota perairan mati (Sediadi & Thoha, 2000).

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan terhadap danau besar dan kecil, di antara nutrient yang berperan penting bagi tanaman (karbon, nitrogen, dan fosfor) ternyata fosfor merupakan elemen kunci dalam proses eutrofikasi. Suatu perairan dikatakan eutrofik jika konsentrasi total fosfor berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sebuah percobaan berskala besar yang pernah dilakukan pada tahun 1968 terhadap Danau Erie (ELA Lake 226) di Amerika Serikat membuktikan bahwa danau yang hanya ditambahkan karbon dan nitrogen tidak mengalami fenomena algal bloom selama delapan tahun pengamatan. Sebaliknya, bagian danau lainnya yang ditambahkan fosfor (dalam bentuk senyawa fosfat) di samping karbon dan nitrogen terbukti nyata mengalami algal bloom.

Menyadari bahwa senyawa fosfatlah yang menjadi penyebab terjadinya eutrofikasi, maka perhatian para saintis dan kelompok masyarakat pencinta lingkungan hidup semakin meningkat terhadap permasalahan ini. Ada kelompok yang condong memilih cara-cara penanggulangan melalui pengolahan limbah cair yang mengandung fosfat, seperti detergen dan limbah manusia, ada juga kelompok yang secara tegas melarang keberadaan fosfor dalam detergen. Program miliaran dollar pernah dicanangkan lewat institusi St Lawrence Great Lakes Basin di AS untuk mengontrol keberadaan fosfat dalam ekosistem air. Sebagai implementasinya, lahirlah peraturan perundangan yang mengatur pembatasan penggunaan fosfat, pembuangan limbah fosfat dari rumah tangga dan permukiman. Upaya untuk menyubstitusi pemakaian fosfat dalam detergen juga menjadi bagian dari program tersebut (Anonim, 2011).


Akibat yang Ditimbulkan Oleh Proses Eutrofikasi
Kondisi eutrofik sangat memungkinkan algae, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya (Anonim, 2011).

Selain hal itu, dampak lain yang dapat terjadi akibat proses eutrofikasi antara lain :
 Blooming algae dan tidak terkontrolnya pertumbuhan tumbuhan akuatik lain§
 Terjadi kekeruhan perairan§
 Terjadi deplesi oksigen, terutama di lapisan yang lebih dalam dari danau atau waduk§
 Terjadi supersaturasi oksigen§
 Berkurangnya jumlah dan jenis spesies tumbuhan dan hewan§
 Berubahnya komposisi dari banyaknya spesies ikan menjadi sedikit spesies ikan§
 Berkurangnya hasil perikanan akibat deplesi oksigen yang signifikan d perairan§
 Produksi substansi beracun oleh beberapa spesies blue-green algae§
 Ikan yang ada di perairan menjadi berbau lumpur§
 Pengurangan nilai keindahan dari danau atau waduk karena berkurangnya kejernihan air§  §Menurunkan kualitas air sebagai sumber air minum dan MCK              

http://www.matteroftrust.org/images/red_tide_genera.v3_300.jpg

Strategi Penanggulangan Eutrofikasi
Dewasa ini persoalan eutrofikasi tidak hanya dikaji secara lokal dan temporal, tetapi juga menjadi persoalan global yang rumit untuk diatasi sehingga menuntut perhatian serius banyak pihak secara terus-menerus. Eutrofikasi merupakan contoh kasus dari problem yang menuntut pendekatan lintas disiplin ilmu dan lintas sektoral.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penanggulangan terhadap problem ini sulit membuahkan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor tersebut adalah aktivitas peternakan yang intensif dan hemat lahan, konsumsi bahan kimiawi yang mengandung unsur fosfat yang berlebihan, pertumbuhan penduduk bumi yang semakin cepat, urbanisasi yang semakin tinggi, dan lepasnya senyawa kimia fosfat yang telah lama terakumulasi dalam sedimen menuju badan air. Oleh karena itu salah satu solusi yang penting yaitu dibutuhkan suatu kebijakan yang kuat dalam mengontrol pertumbuhan penduduk serta penggunaan fosfat terutama di bidang pertanian. Dalam pemecahan problem ini, peran serta pemerintah dan seluruh masyarakat sangat penting terutama untuk mengelola, memelihara, dan melestarikan sumber daya air demi kepentingan bersama (Anonim, 2011)
Pada umumnya ada dua cara untuk menanggulangi eutrofikasi (Anonim, 2011)





1.      Dampak terhadap Sosial Ekonomi.
 Uraian tersebut diatas menggambarkan betapa pencemaran oleh limbah organik yang berlanjut akan mampu merubah metabolisme badan air dan merusak system metabolisme yang ada sehingga ekosistem terdegradasi dan berubah menjadi seperti “comberan” atau genangan air pembuangan limbah atau pelimbahan Untuk itulah, maka meskipun saat ini waduk, danau dan pantai belum benar-benar menjadi “comberan-raksasa” namun karena penuh dengan eceng gondok, alga berlendir, beracun dan bau maka potensilain dari SDLP ini; seperti untuk arena-rekreasi, dan budidaya ikan. akan hilang; sedangkan potensi lain seperti untuk bahan baku air bersih, MCK dan pembangkit tenaga listrik menjadi sangat mahal karena untuk memanfaatkan secara optimal memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit. Tidak seperti di negera 4 musim yang hanya terjadi 1-2 kali setahun. Di Indonesia, karena hampir setiap hari ada cahaya matahari maka
 blooming dapat terjadi setiap saat. Fenomena inilah yang menyebabkan waduk, danau dan pantai yang telah menjadi hijau jarang menjadi jernih kembali.

Sumber daya air merupakan aset lingkungan dan karena itu memiliki harga. Ada metode berbasis pasar untuk memperkirakan biaya dan manfaat, dan ini memungkinkan untuk menggunakan analisis biaya-manfaat sebagai alat yang berguna untuk menilai dampak ekonomi dari pengurangan dari eutrofikasi atau masalah polusi lainnya. Manfaat berkisar dari kualitas air minum yang lebih tinggi dan risiko kesehatan berkurang (Gambar 29) untuk menggunakan rekreasi meningkat (Gambar 30).. Efek pada kesehatan manusia dari kurangnya sanitasi dan efek kronis ganggang beracun adalah dua dari banyak efek tidak langsung akibat eutrofikasi analisis biaya-manfaat pengurangan polusi telah jelas menunjukkan bahwa biaya total masyarakat 'tidak ada pengurangan polusi jauh lebih tinggi daripada setidaknya' pengurangan polusi yang wajar '.
http://www.unep.or.jp/ietc/publications/short_series/lakereservoirs-3/IMG/photo_30.gif
Foto 30: Beberapa penggunaan rekreasi danau.
Akibatnya, perlu untuk memeriksa pencegahan pencemaran dan pemulihan kualitas air di danau dan waduk dari sudut pandang ekonomi. Hasil pemeriksaan tersebut harus diterapkan untuk menilai biaya dan pajak limbah hijau Pengalaman internasional menunjukkan bahwa instrumen ekonomi yang cukup efektif dalam meningkatkan kualitas air dan memecahkan masalah polusi air terkait Jadi, perencanaan yang efektif dan pengelolaan danau dan waduk tidak hanya bergantung pada pemahaman yang baik dari badan-badan air sebagai sistem ekologi tetapi juga nilai mereka kepada orang-orang sebagai daerah rekreasi dan sumber daya air.
Di masa lalu, strategi pengelolaan beberapa dikembangkan dan diterapkan untuk memecahkan masalah penurunan kualitas permukaan dan air tanah. Ini sering merupakan respon terhadap situasi kritis akut mengakibatkan kenaikan biaya air. Permintaan air berkualitas baik segar hanya memecahkan sebagian dan lokal, ini adalah karena terlalu sedikit sumberdaya yang dialokasikan terlambat untuk memecahkan masalah. Pencegahan dini adalah jauh metode termurah untuk menghindari kemudian polusi. Kebutuhan untuk mengintegrasikan isu-isu sosial dan budaya dalam strategi manajemen baru
Pendekatan manajemen baru yang diperlukan yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dan teknologi dengan isu-isu sosial, budaya dan politik untuk pembangunan berkelanjutan sumber daya air untuk kebutuhan manusia. Pelaksanaan konsep DAS dengan membentuk Komite Daerah Aliran Sungai nasional dan internasional adalah mendasar dalam mengembangkan strategi manajemen yang efektif untuk danau dan waduk. Berdasarkan konsep ekosistem dan pendekatan perencanaan terpadu, pelatihan para pembuat keputusan dan manajer merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam strategi ini.
Hal ini sering tidak aman untuk mengkonsumsi air di negara-negara berkembang Perubahan persepsi dari nilai air untuk memenuhi perubahan dalam pengelolaan sumber daya air, kebutuhan air lingkungan dan seluruh ekosistem di negara-negara yang diperlukan. Ini akan sulit untuk membuat perubahan seperti inersia diberikan saat ini terhadap nilai air, tetapi kesadaran masyarakat dan pendidikan lingkungan adalah langkah-langkah dalam arah yang benar.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas air di negara-negara berkembang, khususnya meningkatkan eutrofikasi: industrialisasi, pembangunan perkotaan, baru praktek pemanfaatan lahan dan perubahan dalam penggunaan air. Mengingat perubahan ini, penting untuk mengintegrasikan hidrologi, aspek sosial, ekonomi dan budaya dengan ilmiah berbasis pengetahuan danau dan waduk. Aspek-aspek sosial dari eutrofikasi sering besar di negara berkembang Hilangnya pekerjaan akibat dari ikan berat membunuh karena deplesi oksigen adalah salah satu contoh dari dampak sosial yang besar akibat eutrofikasi.
http://www.unep.or.jp/ietc/publications/short_series/lakereservoirs-3/IMG/photo_31a.gif
http://www.unep.or.jp/ietc/publications/short_series/lakereservoirs-3/IMG/photo_31b.gif
http://www.unep.or.jp/ietc/publications/short_series/lakereservoirs-3/IMG/photo_31c.gif

Foto 31: Deforestasi, erosi, dan membuka tambang-kegiatan yang menyebabkan degradasi kualitas air tawar.
Sebuah strategi manajemen baru harus merekomendasikan beberapa alternatif dengan praktek-praktek ini. Sebagai contoh, salah satu harus merekomendasikan bahwa erosi tanah dapat dihentikan atau setidaknya dikurangi dengan menghentikan deforestasi dan pembakaran teknik (Gambar 31) dalam pertanian. Melaksanakan pencegahan, pengendalian dan pengelolaan eutrofikasi dalam suatu strategi terpadu dapat memberikan kesempatan pekerjaan baru dan alat untuk pengembangan ekonomi, dengan manfaat sosial yang sesuai









DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Dekomposisi zat organik. [terhubung berkala]. www.wordpress.com. [diakses pada tanggal 28 oktober 2011, pukul 21.00
Anonim. 2011. Eutrofikasi. [terhubung berkala]. www.wikipedia.com [diakses pada tanggal 28 oktober 2011 pukul 21.30]
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Mulyadi, Aras. 1999. Pertumbuhan dan Daya Serap Nutrient dari Mikroalgae Dunalilella tertiolecta yang Dipelihara pada Limbah Domestik. Jurnal Natur Indonesia 1I (1): 65 - 68 (1999). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Sediadi, H., dan A. Thoha. 2000. Kelimpahan Dan Keanekaragaman Fitoplankton Di Perairan Sekitar Tambak Di Daerah Kamal, Tangerang, Jakarta. Jurnal. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.

UPAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM MELINDUNGI ASET NEGARA


UPAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM MELINDUNGI ASET NEGARA
Kapal ikan ilegal hasil tangkapan sebaiknya dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan daripada rusak. Upaya ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan kapal rampasan dengan menghibahkannya kepada kelompok-kelompok nelayan. Hal tersebut terungkap saat Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad meninjau kapal-kapal perikanan rampasan di Stasiun Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SDKP) Belawan, Sumatera Utara hari ini (19/3). 

Dalam Pasal 76C ayat (5) UU No.45/2009 tentang Perubahan atas UU No. 31/2004 tentang Perikanan disebutkan bahwa kapal pelaku illegal fishing yang dirampas untuk negara dapat dilelang atau dihibahkan kepada kelompok nelayan. Proses lelang kapal rampasan harus dilakukan dengan harga yang layak dan hasilnya dijadikan sumber pendapatan Negara bukan pajak (PNBP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan sebagian hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan. Upaya KKP ini didasari kenyataan bahwa kegiatan pemberantasan illegal fishing telah banyak mengeluarkan anggaran sehingga wajar apabila kapal hasil tangkapan tersebut dapat dimanfaatkan untuk nelayan, lanjut Fadel.

Namun demikian, upaya KKP ini memiliki beberapa kendala, diantaranya kondisi kapal yang telah memiliki putusan berkekuatan hukum tetap (inkracht) kebanyakan telah rusak bahkan tenggelam karena proses hukum yang cukup memakan waktu. Sebagai contoh kapal rampasan di Stasiun PSDKP Belawan, terdapat 11 kapal asing berbendera Vietnam dan Thailand yang ditangkap pada tahun 2009 dan saat ini telah memiliki putusan tetap namun kondisinya sudah tenggelam. Hal berbeda dialami 7 kapal asing berbendera Malaysia yang ditangkap tahun 2010 dan saat ini proses hukum sampai kasasi namun kondisi kapal sudah rusak berat. Sementara itu, sebanyak 16 kapal berbendera Malaysia dan Taiwan masih dalam kondisi baik namun proses hukumnya baru pada tahap penyidikan. “Undang-Undang Perikanan telah mempersingkat waktu proses hukum mulai dari penyidikan sampai dengan pemeriksaan dipersidangan, namun kita tidak bisa menghalangi para kuasa hukum untuk mengajukan proses banding dan kasasi, itulah yang menyebabkan proses hukum menjadi panjang” tambah Syahrin.

Berdasarkan dari kinerja KKP bersama instansi terkait dalam melakukan pemberantasan illegal fishing mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan operasi gabungan yang dilakukan KKP bersama instansi terkait dalam penanggulangan IUU fishing telah memberikan efek jerah. Hasilnya terlihat dari jumlah kapal pelaku illegal fishing yang berhasil ditangkap setiap tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2009 tercatat sebanyak 214 kapal berhasil ditangkap, dan tahun 2010 kapal illegal ditangkap menurun menjadi 183 kapal. Sementara itu, hingga Maret 2011 ini tercatat sebanyak 12 kapal telah tertangkap oleh Kapal Pengawas KKP.