perpustakaan online

Jumat, 12 Oktober 2012

Tugas Makalah Mata Kuliah Kewirausahaan Perikanan Profil “Mizumi Koi Farm Sukabumi”



Tugas Makalah
Mata Kuliah Kewirausahaan Perikanan
Profil “Mizumi Koi Farm Sukabumi”



Disusun Oleh :
Furqon / 105080401111007

Sosial Ekonomi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Malang
2012




Mizumi Koi Farm Sukabumi
Pemilik : H. Asep Syamsul
Mizuni Koi Farm Sukabumi merupakan salah satu perusahaan perikanan yang bergerak dibidang pembibitan ikan koi. Perusahaan Mizuni Koi Farm Sukabumi bergerak berkelompok, disatukan oleh satu tujuan untuk berbisnis pembibitan koi. Terletak di Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat.
Dalam menjalankan binsnis ini, Bapak yang bernama lengkap Asep Syamsul Munawar atau yang akrab dipanggil Kang Asep tidak menduga-duga bisnisnya dapat berjalan dengan lancar dan dapat menjadi besar. Dalam menjalankan perusahaannya dia tidak berdiri sendiri tetapi beserta 12 temannya yang memiliki gagasan yang sama dalam pembudidayaan ikan Koi.
Mizuni diambil dari gabungan dua kata dalam yang terdiri dari “mizu” yang berarti air dalam bahasa jepang, dan “mi” yang berarti pengggalan Sukabumi tempat perusahaan ini berada. Ada sebuah kisah yang diambil pada pertengahan 2005, dimana Kang Asep ini merangkul 52 teman pengusaha ikan hias dan pembudidaya ikan hias untun memulai usaha. Lebih dari lima tahun bergulir, terdapat kendala dalam paguyuban yang dibentuk yaitu bubar. Hal ini karenakan ridak ada kesatuan visi dan perbedaan kepentingan di antar anggotanya. Dari sisi pengusaha berkeinginan untuk mengejar keuntungan, tetapi para pembudidaya berkeinginan untuk ikan dapat dikembangbiakkan terlebih dahulu.
Ikan koi yang berasal dari Jepang dengan nenek moyang ikan dari Cina (Auratus sp.) adalah ikan hias air tawar yang abadi. Harga dan bursa koi sangat stabil bahkan cenderung menguat, dibandingkan jika disandingkan dengan arwana. Tetapi usaha yang dijalani Bapak Asep ini sempat mengalami kegagalan sampai menyebabkan patah semangat.
Angin segar sempat didapatkannya ketika beliau mendengar tentang kewajiban BUMN Nusantara agar turut mengembangkan perekonomian dan pelibatan sosial masyarakat atau yang lebih dikenal Corporate Social Responsibility (CSR). Dan salah satu perusahaan yang terlibat adalah PT. BioFarma yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat.
Bapak Asep terus menggali informasi tentang program ini dan besar harapan beliau untuk mendapatkan dana pinjaman dari program ini. Setelah mengajukan proposal kegiatan bisnis dan melalui beberapa tahap seleksi, perusahaan ini akhirnya menggulirkan dana sebesar Rp.150.000.000,-. Dari pihak perusahaan berpandangan program bisnis yang diajukan bapak Ase[ sejalan dengan visi perusahan yaitu salah satunya adalah konsep keamanan hayati.
Terdapat kekurangan dalam usaha pembudidayaan ikan koi yang sudah ada. Yaitu tidak banyak orang mengetahui bagaimana memelihara ikan koi baik dan benar. Tidak hanya dilihat dari aspek air yang harus selalu mengalir dan mengandung oksigen belaka, tetapi aspek kemungkinan infeksi bakteri dan virus patogenik juga harus diantisipasi apabila ketidakbersihan lingkungan budidaya tidak terjaga.
Dalam menjalankan unit bisnis ini beliau dan dua belas pembiak koi bergerak saling membantu. Dalam perencanaan pembuatan kolam sebagai media hidup ikan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kolam berukuran 2x3 meter yang berfungsi untuk pemijahan. Kolam 5x8 meter yang digunakan untuk penetasan telur. Dan yang terakhir kolam yang memiliki luas 800 meter persegi yang ia tujukan untuk pembesaran bibit ikan.
Selain jenis kolam yang harus diperhatikan, kedalaman kolam dan teknik perancangan filter-filter harus benar-benar diperhatikan.  Walaupun bisa dibilang rumit tetapi perlu ketelatenan khusus dalam memperuleh hasil yang bagus. Kolam harus memiliki filter volume sepertiga dari volume kolam yang dipakai yang berkedalam tidak boleh kurang dari 150 sentimeter. Dalam pengambilan ikan tidak boleh langsung diambil dengan tangan tetapi harus menggunakan serokan dari jaring lembut yang ukurannya sesuai dengan ukuran koi yang akan diambil dari kolam.
Perusahaan Mizuni Koi Farm Sukabumi dan kelompok taninya fokus mengembang bikakan tiga tipe koi, yaitu kohaku, sanke dan showa.Tiga tipe koi menjadi klasik dan tipe wajib atau dasar dalam memelihara ikan koi. Selain mendapatkan dana pendamping Mizuni juga mendapatkan bantuan-bantuan teknis dalam pengembangan pembudidayaannya. Dari taget 2000 koi dalam sebulan yang harus mereka jual, namun baru 200 koi yang berhasil mereka jual dalam sebulan.
Kemajuan teknologi yang diterapkan dan ketelatenan yang terdapat dalam Bapak Asep, membuat perusahaan ini semakin maju. Selain itu modal yang sangat besar dan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan adalah air bersih yang berlimpah yang terdapat di Sukabumi serta tempat yang tidak jauh dari pasar. Hal ini semua berbuah manis dan menghasilkan penghargaan yang sangat besar dari PT. BioFarma berupa sebagai perwakilan kelompok tani produk Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam Pameran Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Expo dan Award 2011 di JHCC, Jakarta. Tiga kolam buatan semi permanen berisikan koi-koi aneka jenis dan ukuran bisa menuturkan buah keberhasilan dalam kemitraan petani.     
Sumber lainnya menyebutkan Mizuni Koi Farm Sukabumi yang merupakan binaan PT. BioFarma (Persero), mengembangkan sistem yang modern dalam pembudiyaan ikan koi melalui kolam biosecure atau kolam aman secara biologi. Pelaksanaan program pembinaan ini dilakukan di Kampung Cisitu, desa sukamulya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi.
Program ini juga membantu Sukabumi dalam meningkatkan produktivitasnya karena digolongkan oleh pemerintah sebagai daerah tertinggal kedua di Jawa Barat. Daerah Sukabumi yang terletak di bawah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan kekayaan sumber air juga menjadi nilai tambah untuk perusahaan tersebut dalam mensuplai air untuk budidaya ikan koi.
Selain menerapkan biosecure, ikan koi untuk dikembangkan didatangkan langsung dari Jepang. Sebanyak 18 induk ikan Koi berkualitas tinggi yang terdiri dari empat jenis, yaitu Sanshoku (warna hitam dengan pola merah dan putih), Kohaku (warna putih dengan pola merah), Shanke (warna putih dengan pola merah, hitam dan kuning), serta Shiro (warna putih dengan pola hitam), didatangkan dari negara itu.
Potensi yang masih besar dalam pengembangan bisnis pembudidayaan perairan tawar, terutama ikan hias di Provinsi Jawa Barat. Dilihat dari lingkungan alam nya yang masih asri juga mendukung untuk bisnis ini. Mizuni Koi Farm Sukabumi sudah mulai besiap-siap untuk menjajaki pasar ekspor. Dengan menawarkan kesehatan dan daya hidup lebih baik dibandingkan dngan masa-masa lalu.
Walaupun Sukabumi dulunya disebut sebagai sentra ikan koi nasional, tetapi sempat mengalami kehilangan masa jaya pada akhir tahun 1996. Hal ini dikarenakan ikan koi yang dihasilkan di Sukabumi cepat mati akibat serangan virus herpes (Koi Herpes Virus: KHV). Kebangkitan mulai muncul kembali ketika para pembudi daya ikan koi di Desa Sukamulya menerapkan sistem pembudidayaan melalui sistem biosecure yang diterapkan Mizuni Koi Farm Sukabumi.
Teknis dari biosecure dilakukan dalam sistem tertutup. Sistem tertutup hanya ada satu komoditas yang dibudidayakan atau lebih sering dikenal dengan monokultur. Pemberian perlakuan yang sangat ketat, mulai dari pasokan penyaluran air hingga teknis perawatan ikan juga dijalankan Mizuni Koi Farm Sukabumi. Hal ini menghasilkan ikan koi relatif aman dari serangan virus herpes,  juga terhindar dari kematian mendadak, lebih cepat dalam berkembang biakannya, ukuran lebih besar dan warna yang lebih bagus.
Perusahaan pengekspor sangat tertarik dengan hasil dari Mizuni Koi Farm Sukabumi. Bahkan pada Agustus-September 2011, Mizuni Koi Farm Sukabumi sudah harus memenuhi volume pesanan tidak kurang dari dua ribu ekor ikan berukuran panjang sepuluh sentimeter. Kang Asep menuturkan,  dari indukan awal yang hanya delapan belas ekor berhasil mendongkrak popolasi hingga di atas dua ribu ekor. Dari kelebihan-kelebihan ikan yang di hasilkan Mizuni Koi Farm Sukabumi membuat harga jualnya juga meningkat.
Beliau juga berbagi kiat-kiat solusi kunci yang beliau peroleh dalam pembudidayaan ikan koi agar jauh lebih baik adalah kualitas biosecure sejak awal pembudidayaan. Selain itu, pola perkawinan antar jenis harus dikawal dengan baik sehingga menghasilkan keturunan-keturunan yang memiliki daya hidup dan tampilan fisik sangat menarik.


Daftar Pustaka

Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi, 2011. http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/company/c/10/Mizumi-Koi-Farm-Sukabumi/. Diakses pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.00 WIB.
Marboen, Ade. http://www.antaranews.com/berita/275724/koi-dalam-asuhan-resep-bio-farma. Diakses pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.05 WIB.
UKM Indonesia Bersamaukmindonesiasukses Diakses pada tanggal 21 September 2012 Pukul 16.10 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar