PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia barat (Inggris,
Belanda, Perancis) kata lautan/ samudera disebut sebagai ocean yang berasal
dari bahasa latin oceanus yang tumbuh dari kata Yunani kuno okeanoe. Pada
awalnya kata okeanoe adalah untuk menyebut laut yang memisahkan daratan Eurasia
dari daratan Afrika, tetapi yang tidak termasuk dalam kawasan laut Tengah.
Dalam cerita rakyat Yunani kuno, okeanoe dianggap sebagai pengenjawantahan dari
Dewa Oceanus yang turun ke bumi dari planet Uranus kenudian menikah
dengan Dewi Bumi Gaia. Sedangkan di Indonesia kita mengenal adanya anggapan
rakyat Nusantara zaman Hindu atas keberadaan Dewa Laut yang disebut sebagai
Baruna. Oleh sebab itu, ilmu yang mempelajari tentang lautan/ samudera oleh
masyarakat dunia barat disebut sebagai Oceanografie/Oceanography yang secara umum
dalam bahasa Indonesia menjadi Ilmu Kelautan(Wibisono,2005).
Kondisi Oseanografi fisika di kawasan pesisir dan
laut dapat digambarkan oleh terjadinya fenomena alam seperti terjadinya pasang
surut, arus, kondisi suhu dan salinitas serta angin. Fenomena – fenomena
memberikan kekhasan karakteristik pada kawasan pesisir dan lautan. Sehingga
menyebabkan terjadinya kondisi fisik perairan yang berbeda – beda(Dahuri et
all,2004).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud diadakannya praktikum oceanografi ini adalah
agar praktikan dapat menambah dan juga mengetahui secara langsung tentang
oceanografi serta sifat-sifat fisika dan kimia pada suatu perairan.
Tujuan dari praktikum oceanografi ini yaitu agar
parktikan mengetahui pengambilan data dari parameter fisika dan kimia serta
pengaruh dan manfaatnya dibidang perikanan.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum oceanografi diadakan pada hari Sabtu
tanggal 21 Mei 2011 pukul 05.00 – 20.00 WIB
di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolingggo – Jawa Timur.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perairan Laut
Laut merupakan
medium yang tak pernah berhenti bergerak, baik di permukaan maupun di bawahnya.
Hal ini menyebabkan terjadinya sirkulasi air, bisa berskala kecil tetapi juga
bisa berukuran sangat besar. Penampilan yang paling mudah terlihat adalah arus
di permukaan laut. Ada arus yang hanya bersifat lokal saja tetapi ada pula yang
mengalir melintas samudra. Arus sangat penting artinya bagi pelayaran, oleh
karena itu pengukuran arus sudah dilakukan sejak dulu (Nontji,2002).
2.2 Parameter Fisika
2.2.1 Suhu
Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari;
posisi matahari; letak geografis; musim; kondisi awan; serta proses interaksi
antara air dan udara, seperti alih panas(heat), penguapan dan hembusan angin. Kondisi
yang hampir serupa berlaku untuk salinitas perairan. Parameter yang
mempengaruhi adalah keadaan lingkungannya (muara sungai atau gurun pasir),
musim, serta interaksi antara laut dengan daratan/ gunung es (Dahuri et all,
2004).
suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu
penyebaran organisme baik di lautan maupun di perairan tawar di batasi oleh
suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Secara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan
kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan ikan bahkan menyebabkan kematian bila
peningkatan suhu sampai ekstrem (drastis) (Ghufron et all, 2005).
2.2.2 Kecepatan Arus
Secara umum yang dimaksud dengan arus laut adalah gerakan
massa air laut ke arah horizontal dalam skala besar. Walaupun ada arus
vertikal, namun ulasan ini hanya membahas, arus horizontal saja. Tidak seperti
pada arus sungai yang searah dengan aliran sungai menuju ke arah hilir
(Wibisono,2005).
Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkaan
arus pantai yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/ abrasi di pantai.
Pola arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang dibentuk
antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang itu cukup
besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai yang disebabkan oleh perbedaan
tekanan hidrostatik (Dahuri et all, 2004).
2.2.3
Kecerahan dan Sifat Optis Air
·
Kecerahan
·
Sifat Optis Air
Suatu fenomena optis adalah segala aktifitas
yang dilihat dari hasil interaksi cahaya dan materi. Fatamorgana adalah contoh
dari fenomena optis. Fenomena optis sering disebabkan interaksi dari cahaya
matahari dengan atmosfer ( Nontji, 2002).
2.2.4 Pasang Surut
Pasang
surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir periodik karena gaya
tarik benda – benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya muka
laut dapat terjadi sekali sehari pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut
ganda). Sedangkan pasut yang berperilaku di antara keduanya disebut sebagai
pasut campuran (Dahuri et all, 2004).
Pasang
surut atau disingkat sebagai pasut merupakan salah satu gejala alam yang tampak
nyata di laut, yakni suatu gerakan vertikal dari seluruh partikel massa air
laut dari permukaan sampai bagian terdalam dari dasar laut yang disebabkan oleh
pengaruh dari gaya tarik menarik antara Bumi dan benda – benda angkasa terutama
Matahari dan Bulan (Wibisono,2005).
2.2.5 Gelombang
Yang
dimaksud dengan gelombang adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang
berupa gerak longitudinal dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh
transmisi energi serta waktu (momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui
berbagai ragam bentuk materi. Dalam hal ini berbentuk partikel air laut. Secara
teoritis mediumnya sendiri tetap tidak bergerak mengikuti arah energi yang
melaluinya.(Wibisono,2005).
Gelombang
yang terhempas ke pantai melepaskan energinya di pantai. Makin tinggi
gelombang, makin besar tenaganya memukul pantai. Pasir laut atau terumbu karang
yang terdapat di pantai berfungsi sebagai peredam gelombang. Oleh sebab itu,
pengambila pasir laut dan terumbu karang memperbesar hantaman gelombang
terhadap pantai dan merusak kestabilan pantai (Dahuri et all,2004).
2.3 Parameter Kimia
2.3.1 PH
Derajat
keasaman atau pH air menunjukan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut
dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen(dalam mol per liter) pada suhu
tertentu atau dapat ditulis :pH = -log (H+). pH air mempengaruhi tingkat
kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik( Gufran et
all,2005).
2.3.2 Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi rata – rata seluruh larutan garam yang
terdapat di dalam air laut. Konsentrasi garam – garam jumlahnya relatif sama
dalam setiap contoh air, sekalipun pengambilannya dilakukan di tempat yang
berbeda. Oleh karena itu, tidak perlu mengambil seluruh contoh air setiap kali
mengukur salinitas( Gufran et all,2005).
Di perairan samudra, salinitas biasanya berkisar antara 34 – 35%.
Diperairan pantai karena terjadi pengeceran, misalnya karena pengaruh aliran
sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang
sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Air payau adalah istilah umum
yang digunakan untuk menyatakan air yang salinitasnya antara air tawar dan air
laut( Nonji,2002).
2.3.3 DO (Oksigen Terlarut)
Dilihat dari jumlahnya, oksigen (O2) teralarut adalah satu jenis gas
terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu menempati urutan
kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya
ikan, oksigen menempati urutan teratas. Oksigen yang diperlukan ikan untuk
pernafasannya harus terlarut dalam air( Gufran et all).
3. Metodologi
3.1 Alat dan Fungsi
3.1.1 Parameter Fisika
a) Suhu
Alat-alat yang digunakan
dalam pengukuran suhu adalah :
·
Thermometer Hg : alat untuk mengukur suhu.
b) Kecerahan
Alat-alat
yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah :
·
Secchi disk : alat untuk mengukur kecerahan
·
Tongkat skala : untuk
mengukur panjang tali
·
Tali rafia : untuk
menandai pada saat mengukur kecerahan
·
Karet gelang : untuk
menandai antara D1 dan D2 pada tali rafia.
c) Pasang surut
Alat-alat
yang digunakan dalam pengukuran pasang surut adalah :
·
Tide staff : untuk
mengukur lebar pasang surut yang terjadi di zona interdal.
d) Gelombang
Alat-alat yang digunakan
dalam pengukuran gelombang adalah :
·
Tongkat berskala : untuk mengukur tinggi gelombang
·
Stopwatch : untuk
menghitung periode gelombang datang.
e) Kecepatan arus
Alat-alat
yang dipergunakan dalam pengukuran kecepatan arus adalah :
·
Tali rafia : menghubungkan botol yang kosong dan yang terisi air dan
juga menghubungkan antara kedua
botol tersebut kepada praktikan
·
Botol air mineral 600 ml 2 buah : salah satunya sebagai pemberat dan
yang lainnya menjadi pelampung
·
Stopwatch : untuk
menghitung waktu
·
Kompas : untuk menentukan arah arus
f) Sifat optis air
Alat-alat
yang dipergunakan dalam pengukuran sifat optis air adalah :
·
Secchi disk : untuk
mengukur sifat optis air dan kecerahan.
3.1.2 Parameter kimia
a) PH
Alat-alat
yang dipergunakan dalam pengukuran PH adalah :
·
Kotak standart : untuk
mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagai tempat sampel laut.
b) Salinitas
Alat-alat
yang dipergunakan dalam pengukuran salinitas adalah :
·
Refraktometer : untuk
mengukur salinitas air.
c) Oksigan terlarut (DO)
Alat-alat
yang dipergunakan dalam pengukuran oksigen terlarut (DO) adalah :
·
Botol DO : untuk
tempat air sampel
·
Buret : untuk tempat larutan Na2S2O3
atau tempat untuk membantu titrasi
·
Statif : untuk memegang buret agar tidak
jatuh dan tetap tegak lurus atau sebagai penyangga buret
·
Pipet tetes : untuk
meneteskan atau memindahkan larutan dalam satuan tetes
·
Corong : untuk membantu memasukan larutan
Na trisulfat ke dalam buret
·
Water sampler : untuk
membantu mengambil DO di dasar perairan
·
Pipet volume : untuk
mengambil larutan MnSO4, NaOH+Kl, H2S
·
Selang : untuk mendengarkan air yang masuk
ke dalam botol DO.
3.2 Bahan dan Fungsi
3.2.1 Parameter Fisika
a) Suhu
Bahan
yang dipergunakan dalam pengukuran suhu adalah :
·
Air laut : sebagai
sampel yang akan diuji.
b) Kecerahan
Bahan yang dipergunakan
dalam pengukuran kecerahan adalah :
·
Air laut : sebagai
sampel yang akan diuji.
c) Pasang surut
Bahan yang dipergunakan
dalam pengukuran pasang surut adalah :
·
Air laut : sebagai
sampel yang akan di uji.
d) Gelombang
Bahan yang dipergunakan dalam pengukuran
gelombang adalah :
· Air laut : sebagai
sampel yang akan di uji.
e)Kecepatan arus
Bahan yang dipergunakan dalam pengukuran kecepatan arus adalah :
· Air laut : untuk mengisi botol
yang sebagai pemberat supaya massa jenis pemberat sama dengan massa jenis
air laut dan sebagai media yang akan di hitung kecepatan arusnya.
3.2.2 Parameter
Kimia
a) PH
Bahan yang dipergunakan dalam pengukuraan PH
adalah :
· PH paper : bahan untuk mengukur besar PH
· Air laut : bahan yang diukur pHnya.
b) Salinitas
Bahan yang dipergunakan dalam pengukuran
salinitas adalah :
· Aquades : penetral
untuk membersihkan alat
· Tissue : untuk membersihkan kaca
refraktometer
· Air laut : sebagai bahan yang akan di uji.
c) Oksigen terlarut (DO)
Bahan yang dipergunakan dalam pengukuran
oksigen terlarut (DO) adalah :
· MnSO4 : untuk mengikat oksigen terlarut
· NaOH + Kl : untuk
melepas I2 dan membentuk endapan
· H2SO4 : sebagai pengkondisian asam dan
melarutkan endapan coklat
· Na2S2O3 : bahan untuk dititrasi atau untuk mengikat I2
dan membentuk 2Nal
· Amilum : indikator adanya warna biru pada praktikum
· Air laut : bahan yang akan diuji kadar
oksigen terlarutnya/DOnya.
3.3 Skema
kerja
3.3.1 Parameter Fisika
a)
Kecepatan arus
Botol bekas mineral
-Diisi
dengan air laut pada salah satu botol sebagai
pemberat
-Diikat dengan botol
yang kosong dengan menggunakan tali rafia sepanjang 30 cm
-Dihubungkan dengan
tali rafia pada botol yang kosong sepanjang 5m untuk di pegang praktikan
-Dijatuhkan kedalam laut
-Dihitung waktu botol menjauh hingga tali rafia mengencang dengan
stopwatch
-Dihitung kecepatan arusnya menggunakan rumus S = v x t
-Dicatat
Hasil
b)
Suhu
Thermometer Hg
-Disiapkan
-Dimasukan kedalam perairan selama 1-2 menit
dengan membelakangi cahaya matahari
-Diangkat dan dibaca dengan cepat dan tidak tersentuh oleh
anggota badan
-Dicatat dalam skala oC
Hasil
c) Gelombang
·
Tinggi
gelombang
Tongkat
skala
-Ditancapkan pada perairan pantai
-Diukur selisih antara
puncak dengan lembah gelombang
-Dilakukan perlakuan
yang sama sebanyak 3
kali
-Dicatat pada tabel pengamatan
·
Periode gelombang
-Disiapkan tongkat berskala
-Ditancapkan pada perairan pantai
-Dihitung dengan
stopwatch, dinyatakan pada saat pertama menyentuh tongkat
-Dimatikan ketika
datang lembah yang menyentuh tongkat berskala
-Dicatat pada tabel pengamatan
d)
Kecerahan
Secchi disk
-Disiapkan
-Dimasukkan kedalam
perairan
-Dilihat
hingga terlihat samar-samar
-Diberi tanda dengan
karet gelang
-Dicatat
sebagai D1
-Ditenggelamkan hingga benar-benar tidak terlihat
-Diangkat
lagi hingga pertama terlihat
-Diberi
tanda dengan karet gelang
-Dicatat
sebagai D2
-Diangkat
kepermukaan
-Diukur panjang D1 dan D2 menggunakan tongkat skala
-Dihitung rata-rata panjang tali yang diberi tanda
dengan rumus
-Dicatat
hasilnya
e)
Pasang surut
Tongkat berskala
-Ditancapkan dalam perairan
-+ 50 cm
-Dicatat skala
awal, setelah 1-2 jam tinggi permukaan
air dicatat sebagai skala akhir (tinggi permukaan)
-Dihitung dengan
hasil pengukuran tersebut (cm/jam)
Hasil
3.3.2 Parameter Kimia
a)
PH
PH paper
Dimasukan
kedalam perairan
Ditunggu
sampai beberapa saat
Diangkat dan dikibaskan dan
dibiarkan sementara
Dicocokan
dengan kotak standart
Hasil
b)
Salinitas
Disiapkan
-Dikalibrasi dengan cara cermin
refraktometer di bersihkan dengan
aquades dan di lap dengan tissue
-Diteteskan pada membran refaktometer
sebanyak 1-2 tetes
-Diarahkan pada
cahaya matahari
-Dilihat besarnya salinitas dengan
melihat skala sebelah kanan
-Dicatat
c)
Oksigen terlarut (DO)
Dicatat
volume DO
Dimasukkan botol DO pada water sampler dengan tutup
botol DO di tutup
Ditutup water sampler dan dimasukkan kedalam
perairan yang diinginkan
Diangkat water sampler terdengar bunyi bluk dari
selang water sampler yang dibuka dan langsung ditutup kembali
Dibuka water sampler
Ditutup botol DO didalam water sampler jangan
sampai ada gelembung udara
Diambil botol DO dari dalam water sampler
Dibuka tutup botol DO
Ditambah 2 ml MnSO4
Ditambah 2 ml NaOH + Kl
Dibolak-balik biarkan kurang lebih 30 menit sampai
terjadi endapan coklat
Dibuang air yang bening dan endapan yang tersisa
diberi 2 ml H2SO4 pekat dan dikocok sampai larut
Diberi 3-4 tetes amilum, dititrasi dengan Na
thosulfat 0.025 M sampai jernih
Dicatat dan dihitung dengan rumus
4. PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Parameter
|
Data Pengamatan
|
Suhu
|
Pada pukul 10.30 Suhu (1) air laut 28,5⁰C
Pada pukul 11.30 Suhu (2) air laut 29⁰C
|
kecerahan
|
Pada pukul 10.30(I) Secchidisk tidak tampak
pertama (D1) = 361 cm
Secchidisk mulai tampak (D2) = 448 cm
Nilai kecerahan yaitu (361 + 448)/2 = 404,5cm
Pada pukul 11.30(II) Secchidisk tidak tampak
pertama (D1) = 393 cm
Secchidisk mulai tampak (D2) = 407 cm
Nilai kecerahan yaitu (393 + 407)/2 = 400cm
|
Pasang surut
|
Skala awal pada tide staff = cm
Skala akhir pada tide staff = cm
Selang waktu pengukuran = jam
Kecepatan pasang surut = cm/jam
Tipe pasang surut =
|
·
Gelombang
a.
Tinggi Gelombang
Pengukuran ke-
|
I
|
II
|
III
|
Puncak (cm)
Lembah (cm)
Selisih (cm)
|
125
107
18
|
123
104
19
|
123
106
17
|
Tinggi gelombag rata - rata=
18/3 = 6 cm
b.
Periode Gelombang
Pengukuran ke-
|
Periode gelombang
|
I
II
III
|
2.39
3.43
6.25
|
Rata-rata
|
4.02
|
Kecepatan arus
|
S = meter
t = detik
v = m/s
Arah arus dari selatan ke utara.
|
|
|
pH
|
Nilai pH = 8
|
Salinitas
|
Nilai salinitas = 25 ppt
|
DO
|
Nilai DO = 6,630 mg/l
|
4.2 Analisa Prosedur
4.2.1 Parameter Fisika
a)
Suhu
Disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk praktikum. Alat yang digunakan diantaranya adalah
thermometer untuk mengukur suhu perairan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
air laut yang berfungsi sampel yang diuji. Langkah pertama yaitu dicelupkan
thermometer Hg kedalam perairan dengan membelakangi sinar matahari. Selain itu
thermometer juga tidak boleh disentuh tangan secara langsung karena itu juga
dapat mempengaruhi suhu pada thermometer. Thermometer yang dicelupkan kedalam
air berkisar antara 1-2 menit agar mendapatkan suhu akurat, lalu dibaca hasil
thermometer dengan cepat saat perairan dan dicatat hasilnya dalam skala .
b)
Kecerahan
Dalam penggukuran kecerahan perairan laut
yang dilakukan pertama adalah persiapan alat. Secchi disk diturunkan
pelan-pelan kedalam perairan hingga tidak terlihat pada pertama kali, diberi
tanda pada tali secchi disk, ini sebaagi data D1. Kemudian secchi disk
ditenggelamkan lagi hingga benar-benar tidak terliha, lalu diberi tanda pada
tali secchi disk, ini sebagai data D2. Setelah itu tali yang diberi tanda
diukur, agar dapat diketahui nilai D1 dan D2. Kemudian kita masukkan rumus
kecerahan dengan rumus :
D =
c) Pasang Surut
Dalam pengukuran pasang surut alat yang
digunakan adalah tide staff. Langkah pertama tide staff di pasang pada aerah
pasang surut yang masiih direndam oleh air pada saat surut terendah air masih
dapat diukur dan dipastikan nilainya. Pada saat pengukuran pertama tide staff
di hitung berapa tinggi mula-mula nya sebagai t0, setelah satu sampai dua jam,
tinggi permukaan air dicatat sebagai t1. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan
hasil pengukuran pasang tertinggi dan surut terendah, selanjudnya dihitung
hasil kedua pengukuran yaitu dengan rumus t0 – t1 dan dicatat hasilnya.
d) Gelombang
Untuk mengukur tinggi dan
periode gelombang langkah pertana adalah menyiapkan alatnya diantaranya tongkat
skala dan stopwatch. Untuk mengukur tinggi gelombang langkahnya adalah tongkat
skala ditancapkan pada perairan pantai, diukur selisih antara puncak dan lembah
pada gelombang, perlakuan ini dilakukan sama sampai 3 kali, lalu dicatat pada
tabel pengamatan dan didapatkan hasilnya. Selanjutnya untuk mengukur periode
gelombang, langkahnya adalah disiapkan tongkat skala dan ditancapkan pada
perairan pantai. Dihitung dengan stopwatch, dinyatakan pada saat pertama
menyentuh tongkat, dimatikan stopwatch ketika datang lembah yang menyentuh
tongkat berskala, dicatat pada tabel pengamatan dan didapatkkan hasilnya.
e)
Kecepatan Arus
Pada pengukuran kecepatan
arus hal pertama yang dilakukan adalah persiapan alat yaitu botol bekas air
mineral yang kosong dan diikat dengan tali raffia sepanjang 30 cm dan diikat
lagi dengan botol air mineral lagi dan tali sepanjang 5 m. botol yang satuny
diisi dengan air, agar dapata dijadikan pemberat, sedangkan yang kosong sebagai
pelampung. Selanjutnya botol tersebut dihanyutkan mengikuti arus dan waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak 5 m dicatat dan dihitung dengan rumus : V =
s/t.
4.2.2
Parameter Kimia
a)
PH
Sebelum mengukur pH
disiapkan alat untuk mengukur pH yaitu pH meter (pH peaper dan kotak standar).
Pada saat pengukuran pH, pH peaper dimasukkan atau dicelupkan sebagian kedalam
sampel air. Setelah itu diangkat ph peaper sampai kering sehinngga tampak
perubahan warna. Kemudian untuk mengetahui pH, pH peaper dicocokkan
perubahannya dengan kotak standar sehingga diketahui nilai pH dari sampel air
yang diukur. Setelah itu dicatat
hasil pengukurannya.
b)
Salinitas
Pada pengukuran salinitas
alat-alat yang perlu dipersiapkan adalah refraktometer, pipet tetes serta bahan
yaitu sampel air yang akan digunakan sebagai objek pengamatan. Pertama diambil
sampel air laut dengan menggunakan pipet tetes untuk mengetahui nilai
salinitass sampel air tersebut diteteskan pada bagian prisma refraktometer
hingga bagian prisma tersebut terendam air laut secara merata. Tutup prisma
kaca dengan sudut kemiringan 45. Tujuan pemasangan prisma kaca dengan sudut kemiringan 45 adalah agar tidak timbul
gelembung pada sampel air yang dapat menggangu pengamatan. Kemudian amati
dengann mengarahkan pengamatan pada sumber cahaya perhatikan sekala pada
refrakto meter skala salinitas pada bagian kiri skala refraktometer diamati
hasil pengamatan dengan mengamati batas biru pada sekala yang menunjukkan nilai
pengukuran salinitas dan dicatat hasilnya.
c) Oksigen Terlarut (DO)
Untuk pengukuran oksigen
terlaut sebelum melakukan pengamatan terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan
yang diiiperlukan, alat-alat tersebut adalah water sampler, botol DO, biuret,
staff, pipet tetes, dan pipet
volume. Sedangkan bahan yang
diperlukan adalah sampel air, MnSO4, NaOH, H2SO4, dan titran (Na2S2O3). Diukur volume botol
DO. Saat mengambil sampel air dimasukkan botol DO yang dalam keadaan kosong dan
terbuka kedalam water samp;er, kemudian tutup water sampler dan sumbat tutup
water sampler disaat water samp;er tersebut dimasukkan kedalam perairan.
Kemudian lepas sumbat selanga yang ada pada udara luar hingga air larut masuk
kedalm water sampler sampai terdengar bunyi “bluk” yang otomatis mengisi
botolDO dengan air yang akan dijadikan objek pengamatan dan pengukuran. Dan
dengan segera tutup slang water sampler. Kemudian angkat water sampler dan
tutup botol Do dengan penutup dan pastiakan dalam botol DO tidak terdapat
gelembung udara pada sampel airnya. Setelah dipastikan tidak terdapat gelembung
udara kemudian sampel air tersebutditambahkan 2 ml larutanMnSO4 dan 2 ml NaOH +
KI, tutup botol DO dan dibolak balik hingga larutan homogen, kemudian biarkan
hingga beberapa menit sampai timbul endapan berwarna coklat. Setelah
itu dibuang air bening diatas endapan hingga tersisaendapan didalam botol DO.
Setelah itu ditambahkan 2 ml H2SO4 secara perlahan dengan menggunakan pipet
tetes dan ditambahkan 3 – 4 tetes amilum, dan perlakuan terakhir dititrasi
secara perlahan dengan larutan Na2S2O3 0,025 N dengan menggunakan pipet volume
sampai terjadi perubahan tidak berwarna (bening) pertama kali dan catat jumlah volume titran yang digunakan
saat larutan menjadi bening. Kemudian dihitung kadar DO dengan menggunakan
rumus :
Dan dicatat hasilnya.
4.3 Analisa Hasil
4.3.1 Parameter Fisika
a) Suhu
Pada praktikum oceanogafi
mengenai pengukuran suhu perairan didapatkan hasil sebagai berikut. Setelah
thermometer dimasukan kedalam perairan laut selama kurang lebih 3 menit
didapatkan hasil yaitu 28,5 pada pukul 10.30 dan pada pukul 11.30
didapatkan suhu air naik menjadi 29
Suhu air
permukaan di perairan Nusantara kita umunya berkisar antara 28 - 31. Di lokasi dimana kenaikan
air (upwelling) terjadi, misalnya di laut banda, suhu air permukaan bisa turun
sampai 25. Ini disebabkan karena air
yang dingin dari lapisan bawah terangkat ke atas. Suhu air di dekat pantai
biasanya sedikit lebih tinggi daripada yang di lepas pantai( Nonji,2002).
b) Kecepatan Arus
Pada praktikum oceanografi
mengenai kecepatan arus perairan laut dilakukan tiga kali
percobaan,pada pukul 10.30 didapatkan hasil sebagai berikut. Panjang talil yang digunakan adalah 5
meter, sedangkan waktu yang didapatkan adalah 22 detik. Kecepatan arus 0,22 m/s.
Arus bergerak dari selatan menuju ke utara.pada
pukul 11.15, dengan panjang tali yang sama didapatkan
waktu selama 15 detik, Kecepatan arus 0,3 m/s, Arus bergerak dari selatan
menuju ke utara. Dan pada pukul 12.00, dengan panjang tali yang sama didapatkan
waktu selama 24 detik, kecepatan arus 0,208 m/s. Arus bergerak dari selatan
menuju ke utara
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air
yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air
laut dapat pula disebabkan oleh gerakan bergelombang panjang. Yang terakhir ini
termasuk antara lain arus yang disebabkan oleh pasang surut(Nonji,2002).
c) Kecerahan
Pada praktikum oceanografi
menenai kecerahan perairan laut, dilakukan dua kali
percobaan, pada pukul 10.30, Kedalaman secchidisk mulai tidak tampak pada tahap pertama kali (D1)
yaitu 361 cm,sedangkan kedalaman sechdisk mulai pada pertama kali (D2) yaitu 448 cm. Jadi
nilai kecerahan yang didapat tentang pengukuran kecerahan yaitu 404,5 cm. pada pukul 11.30, diperoleh Kedalaman secchidisk mulai tidak tampak pada tahap
pertama kali (D1) yaitu 393 cm,sedangkan kedalaman
sechdisk mulai pada pertama kali (D2) yaitu 407 cm. Jadi nilai kecerahan
yang didapat tentang pengukuran kecerahan yaitu 400 cm
d) Pasang Surut
Pasut
merupakan parameter oseanografi lain yang penting, disamping gelombang, sebagai
pembangkit arus di perairan pantai. Diperairan sempit dan semi tertutup seperti
selat atau teluk, pasut merupakan gaya penggerak utama sirkulasi massa airnya.
Arus yang disebabkan dapat mencapai kecepatan 2 knot (sekitar 1 m/s) dan
arahnya akan berbalik 180 derajat setiap kurun waktu tertentu sesuai dengan
sifat pasutnya( Dahuri et all,2004).
e) Gelombang
Pada praktikkum oceanografi mengenai pengukuran
gelombang didapatkan hasil sebagai berikut. Pada pengukuran ke-1 dihasilkan
puncak selombang yaitu 125 cm, lembah gelombang 107 cm,
dan didapatkan selisihnya 18 cm. Pada pengukuran ke-2
dihasilkan puncak gelombang 123 cm, sedangkan lembah
gelombang 104 cm dan didapatkan sellisihnya sdalah 19 cm.
Pada pengukuran ke-3 didapatkan hasil puncak gelombang 123 cm, lembah gelombang 106 cm,
dan selisihya adalah 17 cm, maka didapatkan tinggi gelombang rata-rata
dengan menjumlahkan ke tiga selisih pengukuran tersebut dan hasilnya adalah 6 cm.
Pada pengukuran periode gelombang, pada pengukuran ke-1 dihasilkan periode pengukurn gelombang 2,39 s.
Pada pengukuran ke-2 hasilnya adalah 3,43 s dan pada pengukuran ke-3
didapatkan hasil 6,25 s. Maka rata-rata periode gelombang tersebut adalah 4,02 s.
Umumnya gelombang yang kita amati di laut
disebabkan oleh hembusan angin. Ada tiga faktor menentukan besarnya gelombang
yang disebabkan oleh angin yakni kuatnya hembusan, lamanya hembusan dan jarak
tempuh angin. Jarak tempuh angin ialah bentang air terbuka yang dilalui
angin(Nonji,2002).
4.3.2 Parameter Kimia
a) PH (derajad keasaman)
Pada praktikum oceanografi mengenai pengukuran pH
didapatkan hasil sebagai berikut, pH perairan laut Probolinggo adalah 8.
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh ikan. Pada pH rendah kandungan oksigen terlarut akan berkurang,
sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas pernafasan naik dan
selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa.
Atas dasar ini, maka usaha budidaya ikan, akan berhasil baik dalam air dengan
pH 6,5 – 9,0 dan pertumbuhan optimal ikan terjadi pada pH7 – 8( Gufran et all).
b) Salinitas
Pada praktikum oceanografi
mengenai pengukuran salinitas didapatkan hasil sebagai berikut. Salinitas
dierairan laut Probolinggo yaitu sebesar 25 ppt.
Di perairan samudra, salinitas biasanya berkisar antara 34 – 35%.
Diperairan pantai karena terjadi pengeceran, misalnya karena pengaruh aliran
sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang
sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Air payau adalah istilah umum
yang digunakan untuk menyatakan air yang salinitasnya antara air tawar dan air
laut( Nonji,2002).
DAFTAR
PUSTAKA
Dahuri,Rokmin dkk. 2004.
PENGELOLAHAN
SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN SECARA TERPADU. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Gufran, M dan H Kordi K.
BUDIDAYA
IKAN LAUT DI KERAMBA JARING APUNG.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Nontji, Anugerah. 2002.
LAUT NUSANTARA. Jakarta :
Djambatan
Wibisono,M.
S. 2005. PENGANTAR ILMU KELAUTAN. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia