- PERTANYAAN
di atas sekiranya kita lontarkan kepada setiap insan niscaya serta
merta mereka akan mengatakan ?ya? sebagai jawabannya. Siapakah gerangan
orangnya yang tidak ingin masuk surga tanpa hisab dan adzab?
Tentu semua orang menginginkannya sebab kita semua tahu bahwa neraka adalah tempat yang sangat jelek dan pemandangan di dalamnya mengerikan serta siksaannya pun begitu dahsyat dan menakutkan. Sekalipun hanya sebentar, seorang manusia pasti akan menolak kalau dimasukkan ke dalamnya.
Lantas bagaimanakah caranya agar kita dapat masuk surga tanpa hisab dan adzab? Apakah tingginya kedudukan di dunia dan banyaknya harta yang dimiliki oleh seorang hamba dapat menjadi jaminan baginya? Untuk menjawabnya, simaklah pembahasan berikut ini. Allohul Musta?an.
Tauhid Kunci Utama Masuk Surga
Wahai saudaraku?semoga Alloh Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmatimu?ketahuilah bahwasanya tauhid itu memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, tatkala Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa Sallam diutus oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala � untuk berdakwah kepada kaumnya, beliau memulai dakwahnya dengan tauhid. Demikian pula tatkala beliau mengutus para sahabatnya untuk berdakwah, maka beliau mengajarkan dan berpesan kepada mereka agar memulai dakwah mereka dengan tauhid. Alloh� Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab-kitabNya serta menciptakan jin dan manusia juga karena tauhid. Memang, tauhid adalah kunci utama bagi setiap hamba yang mendambakan surganya Alloh Ta?ala. Barang siapa yang mewujudkan tauhid secara nyata, niscaya ia akan masuk surga tanpa hisab (yakni tanpa dihitung-hitung kesalahannya) dan adzab.(AL_Furqon,Sidayu)
Rabu, 09 Maret 2011
Anda Ingin Masuk Surga Tanpa Hisab dan Azab?
Isi waktu luang dengan bekerja
Saat paling berbahaya bagi akal adalah manakala
pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil
yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan
dan ke kiri.
Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda
menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas! Sebab,
dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang ke mana-mana; mulai
dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga
mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat
akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu, saya
nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang
bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut dalam kekosongan yang
membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam kekosongan itu sama halnya
dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus
ala penjara Cina; meletakkan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat
meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu
kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa
empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan
dan si “pencuri”.
Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan
shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja,
merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk
mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda agar
tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’
kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda
telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para
kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti
burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas
ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.
-dikutip dari buku La Tahzan kayra DR. ‘Aidh al-Qarni-
Langganan:
Postingan (Atom)